Mukbang ala Orang Sumba

Penulis: Zarastiana, 12 October 2022
image
Makan siang akyu di Sumba

Pertama menginjakkan kaki ke pulau sandalwood bercampur aduk, rasa bahagia dan merasa sedit takut. Tapi rasa takut hilang sekejap ketika datang ke rumah orang tua piara di desa perbatasan antar kabupaten. 

Rasa senang bahagia sedikit terharu kita rasakan baik dari aku maupun dari orang tua piara bagaimana tidak penyambutan pertama saya seperti biasa siri pinang untuk jamuan pertama lalu kopi hitam yang mempunyai aroma khas dan disedu dengan gula yang banyak. Ketika kedua jamuan itu habis barulah masuk ke jamuan yang berat yaitu makan nasi dan dipotongkan ayam kampung yang dimasak dengan bumbu alakadarnya. Ketika makanannya datang aku termenung melihatnya, memutar otak mencari solusi biar bisa menghabiskan nasi sebanyak ini. Aku melontarkan pertanyaan "mama boleh saya mintak piring kosong untuk dibagi dua ini nasi?" langsung dijawab dengan lugas oleh mama "kasih habis itu nasi nona, pamali kalo tidak dihabisi". Bagaimana tidak dengan perlahan saya habisi itu makanan sembari melontarkan kata-kata "haduh mama kalo begini caranya sa bisa kenyang 4hari ini" semuanya tertawa mendengar itu. 

Dari kejadian itu aku teringat dengan trend mukbang dimana masyarakat desaku sudah terbiasa karena kebiasaan makan banyak untuk memenuhi kebutuhan bekerja yang berat. Tapi jangan risau jika makanan itu bersisa akan dibuang begitu saja tidak, tidak akan dibuang begitu saja. Makanan sisa akan dikumpulkan dan diberikan ke ternak mereka seperti hewan babi, unggas, masyarakat secara ga langsung sudah tau dengan pengolahan limbah.