Pelangi di dalam Air

Penulis: Adang Chumaidi, 02 November 2022
image
Desa Wambongi

Wambogi desa penempatan alfi, teman satu tim yang berasal dari medan. Kerap ku panggil medan ga ada akhlak, ide gilanya dan perbuatan tanpa fikir panjang kadang membuatku jengkel dan kesal tapi dalam beberapa kasus tindakan tersebut membuatku kagum sama bocah medan satu ini. Sama kagumnya dengan desa wambongi. Desa yang hampir 50% merupakan batuan yang ditimbun untuk menjadi pondasi rumah sudah membuatku kagum apa lagi keindahan lautan, tebing dengan dihiasi mercusuar yang terlihat jelas di depan rumah pak desa wambongi (tempat alfi tinggal)

Jarak dari desa liwu ke wambongi sekitar 1 km, jarak yang cukup untukku olahraga pagi, ditambah medan jalan yang naik turun khas perbukitan membuatku berkeringat disetiap perjalanan ke desa nan indah ini. Berat badan turun adalah saksi bisu betapa seringnya aku berjalan ke desa-desa di batu atas. Yah kadang tawaran tumpangan dari warga setempat membuatku tergiur untuk mengiyakannya, tapi apa mau dikata namanya rejeki ya jangan ditolak. Itung itung kasih pahala kan, “pamali nolak rejeki” kata orang batu atas.

Jajaran rumah yang berdiri rapi selaras dengan teluk yang dibuat oleh masyarakat desa, ditambah beragam warna yang melekat di setiap rumah dengan dihiasi kapal-kapal yang terparkir layaknya barisan tentara menambah suasana pesisir nan indah. Tidak ada bosannya kulihat desa ini, baik pemandangannya, masyarakatnya apalagi pop ice gratis yang dibuatkan bu desa untukku (mantap).

Pemandangan bawah lautpun tidak kalah indah. Ikan berenang bersliweran di kala kaki menginjak batu karang di pinggir pantai, seakan ikan itu tau kalau aku kesana hanya untuk melihat bukan untuk menangkap, indanya batu karang yang terhampar luas nan dangkal jadi bisa berjalan dengan puas tanpa memikirkan bisa renang atau tidak. Ditambah ombak yang tenang dikala surut akan tetapi masih ada air, jadi masih ada ikan terlihat di pesisirnya (meski agak jauh dengan rumah). Hal yang unik ku lihat di wambongi disbanding desa lainnya adalah warna laut yang bisa berubah seiring waktu.

Entah apa sebabnya warna air bisa berubah. Entah karena alga, pantulan cahaya atau halusinasiku semata. Tetapi kenyataan tersebut memang benar adanya. Warna air laut yang berubah tidaklah kulihat sendiri melainkan 1 desa melihanya. Usut punya usut ternyata hal tersebut sudah biasa di terjadi di wambongi. Pengakuan masyarakat setempat terdapat bulan-bulan tertetu yang terjadi fenomena ini (umumnya bulan teduh, antara agustus-desember).

Warna laut yang tadinya biru bisa berubah menjadi hijau muda dan tua dan menjadi warna merah senja. Warna yang cantik ditambah dengan suasana desa yang sejuk (kadang panas minta ampun) membuat desa wambongi desa terindah di pulau batu atas (setidaknya bagiku).