Ekina dan Dodi

Penulis: Sukma, 03 October 2022
image
Ekina (babi)

Koha !

Hari ini mau cerita tentang Ekina (Babi) dan dodi (anjing)

Pertama tiba di kabupaten ini salah satu hal yang baru saya lihat secara langsung yaitu seekor babi (ekina), sebelumnya melihat langsung ekina itu belum pernah, biasanya melihat hewan itu hanya di layar TV saja, tapi di tempat ini tempat yang mayoritas beragama Kristen, tentunya melihat ekina lalu lalang adalah hal yang lumrah, untuk membiasakan diri dengan adanya hal yang baru tentunya tidak lah muda, begitupun dengan membiasakan diri dengan ekina dan anjing (dodi), 1 bulan pertama saya berada di kabupaten ini, ketika melihat ekina saya masih merasakan jijik apalagi ketika melihat hewan itu didepan rumah sedang membongkar-bongkar sampah. Juga setiap hewan ini lewat pasti mata saya akan selalu tertuju kepadanya, entahlah mungkin latihan saya untuk membiasakan diri dengan hewan tersebut, selain itu perilaku saya di bulan-bulan pertama yang menurut saya lumayan lebay adalah selalu mengambil gambar dari hewan itu dan juga menghubungi keluarga dikampung via Vidio call untuk memperlihatkan ekina tersebut, dan menikmati ekspresinya setelah melihat hewan itu, Berlanjut di bulan ke dua, saya rupanya sudah mulai terbiasa dengan adanya hewan ini, ketika saya melihat hewan ini, sudah tidak ada komentar ataupun ekspresi lagi, tapi beberapa kali saya masih mengeluarkan expresi yang woaah ketika melihat ekina yang ukuran badannya hampir mirip dengan sapi. dibulan-bulan berikutya saya pun sudah terbiasa dengan hewan itu.

Selain Babi, anjing (dodi) juga merupakan hewan yang banyak ditemui ditempat ini, berbeda dengan babi yang sebenarnya tidak terlalu mempengaruhi hidup saya, Dodi ini malah sering membuat saya naik darah, dimana Dodi ini kadang masuk ke dalam rumah, menjilat sisa makanan yang ada dipiring, kadang selalu mengikuti kita sehingga membuat kita tidak sengaja menyentuhnya, bahkan dodi pernah menjilat kaki saya. Hal-hal itulah yang membuat saya biasanya akan naik darah dan berakhir dengan men (toki) nya menggunakan sendal, tenang.. mukulnya nggak keras-keras kok. yah tapi begitulah ketika kita datang ke suatu tempat, kita tidak bisa memaksakan kehendak, yang kita bisa lakukan adalah menerima hal tersebut dan membiasakan diri saja.

Ucapan terimah kasih untuk tuhan yang selalui memberikan saya pengalaman pertama.