Pulau Batuatas (Pulau yang akan menghadirkan sejuta cerita)

Penulis: Alhaitamy, 29 September 2022
image
pulau batutas

Pulau Batuatas dalam bahasa masyarakat Chia-chia disebut “Wacuta” merupakan sebuah pulau terluar dari provinsi Sulawesi Tenggara, pulau ini terpisah sejauh 100 Mil laut dari ibukota Kabupaten Buton Selatan. Letak geografis pulau Batuatas yang dikelilingi oleh laut banda menjadikan pulau ini mendapat julukan seabagai “Pulau Nusakambangannya Sulawesi”.

Kondisi pulau yang merupakan batuan tanpa tanah membuat pulau ini hampir tidak bisa ditanami oleh tanaman sehingga setiap kebutuhan pokok masyarakat harus didatangkan dari luar pulau. Mayoritas dari orang daratan belum ada yang pernah datang ke pulau ini dikarenakan ombaknya yang sangat keras serta armada laut yang ada merupakan armada yang sudah tua. Pulau kecil ini di isi oleh enam desa dalam satu kecamatan dan dihuni oleh hampir 12.000 Jiwa. Jumlah masyarakat yang banyak ini memliki beragam keunikan karena masyarakat satu dengan yang lain saling kenal mengenal bahkan memiliki hubungan kekerabatan walau terkadang terpaut jauh. 

Masyarakat pulau Batuatas menggunakan bahasa daerah dalam kesehariannya biasa disebut sebagai bahasa Chia-chia. Letak pulau yang berada jauh ditengah laut membuat masyarakat menggantungkan hidup mereka dengan hasil laut. Masyarakat Batuatas juga terkenal dengan pelaut-pelaut ulung dikarenakan keberanian mereka dalam mengarungi lautan.

Pada saat kapal mesin belum ada para nelayan batuatas sudah berlayar menggunakan kapal layar hingga daratan sumatera dengan mengandalkan hembusan angin serta hanya dipandu oleh rasi bintang dan tanda-tanda alam. Kemampuan seperti ini merupakan kemampuan dasar yang mayoritas dimiliki oleh masyarakat Batuatas.

Masyarakat batuatas sebelumnya bukan masyarakat yang terbiasa memakan nasi, mereka memiliki makan pokok sendiri, makanan pengganti nasi ini sangat khas disebut sebagai “Kasuami/ Sangkola” makanan ini merupakan makanan sehari-harinya masyarakat batuatas. Makanan ini berbahan dasar olahan singkong yang telah dikeringkan lalu diparut halus serta di tumbuk sebelum akhirnya dikukus sebelum siap dimakan.

Kasuami ini merupakan makanan pokok di Batuatas, dikarenakan kondisi pulau batuatas yang 90%-nya adalah batu karang yang tajam dan gersang, sehingga tak jarang ketika kita makan bersama masyarakat yang sudah sepuh, mereka akan lebih memilih makan sangkola daripada nasi. Air bersih yang terbatas dimana masyarakat harus menampung air hujan untuk konsumsi sehari-hari sehingga penggunaan air ini harus di batasi agar bisa bertahan dikala kemaru menghadang.

Namun ditengah keterbatasan ini menimbulkan ribuan pertanyaan, apa yang membuat masyaarkat masih mau bertahan untuk tinggal di pulau ini? kita akan ungkap rahasia ini di cerita patriot selanjutnya.