Lima Gelas Kopi yang Hangat

Penulis: Aimmatul Yumna Fathul Izza, 29 September 2022
image
Bersama warga Dusun Katiluaan Barat

Desa Saludurian adalah salah satu desa tempat Saya dan Lina ditempatkan untuk mengabdi selama setahun. Mungkin dari beberapa warga setempat mengartikan Saludurian adalah salu yang berarti sungai dan durian adalah buah durian. Namun, kedatangan kami disini kurang tepat karena tidak ada di musim durian berbuah. Kehangatan dan keramahan warga Desa Saludurian membuat Saya ingin berlama – lama disini. Setidaknya, saya sangat bersyukur telah ditakdirkan berada di posisi ini, hari ini, dan di tempat ini. 

jalan-katiluaan

(kondisi jalan menuju Dusun Katiluaan Timur dan Barat)


Desa saludurian memiliki 7 dusun dengan 2 dusun dibalik Bukit Panape. Dusun Katiluaan Barat dan Katiluaan Timur terpisah dan berada cukup jauh dari kelima dusun lainnya, yaitu Dusun Saludurian, Dusun Balla – Balla, Dusun Tondok, Dusun Pangalak Alak, dan Dusun Pada Padang. Justru kedua dusun itu yang memiliki keunikan dan keseruan untuk kesana. Sebenarnya ada dua jalur untuk menuju dua dusun tersebut, yang pertama dapat mendaki bukit yang cukup curam dan yang kedua adalah melalui Kecamatan Mambi baru setelahnya menyusuri bukit namun tidak terlalu curam. Kami memilih opsi kedua, Saya dan Lina ditamni oleh tiga warga lokal berangkat menuju dua dusun tersebut sekitar pukul 11.00 WITA, kemudian menuju Kecamatan Mambi menggunakan motor sampai titik tertentu kemudian dilanjutkan berjalan kaki menyusuri hutan sekitar 3 km. Ketika di perjalanan, Kami banyak bercerita pengalaman bapak – bapak yang mengantarkan Kami dan beberapa hal – hal lucu, sehingga perjalanan yang memakan waktu kurang lebih 30 hingga 45 menit itupun tidak terasa. Kondisi jalan yang Kami lalui cukup licin karena musim penghujan tiba, tanah dan bebatuan yang licin membuat Kami harus melepas alas kaki karena becek berlumpur.

pustu-katiluaan

(Pintu masuk Dusun Katiluaan Timur : Puskesmas Pembantu yang tidak berisi)


Sekitar pukul 12.30 WITA Kami tiba di dusun pertama yang akan Kami survei, yaitu Kati luaan Timur. Kami disambut warga dengan hangat, mereka banyak bercerita mengenai sejarah pemasangan LTSHE dan masuknya listrik turbin PLTMH. PLTMH yang mereka pakai sebenarnya bukan berasal dari Desa Saludurian, namun berasalah dari Desa Talipukki, yang mana melalui sungai Dusun Katiluaan. Sehingga, mereka juga berhak untuk menikmati listrik tersebut. Ada sekitar 14 rumah di Dusun Katiluaan Timur dan 10 rumah di Katiluaan Barat. Katiluaan Barat Kami kunjungi setelah menyelesaikan survei di Katiluaan Timur. Jalan menuju dusun tersebut sekitar hampir 1 km dan menyebrangi sungai kecil. Kami disambut hangat juga di dusun ini, mereka sangat baik dan ramah kepada orang asing seperti Kami. Sambil menyurvei, Kami banyak bercengkrama dengan bapak dan ibu warga disana. Alhamdulillah, hampir semua warga di Desa Saludurian faham dan bisa menggunakan Bahasa Indonesia. 

kalbar

(dengan alas kaki yang penuh lumpur)


Ada sesuatu yang membuat Kami terenyuh, ketika mengetahui ada anak – anak yang sekolah jauh di Kecamatan Mambi, mereka harus berjalan sejauh 3 km setiap paginya dengan total 6 km setiap harinya. Adapula Kakak Sartika dari Katiluaan Barat yang sedang bersekolah SMK di Kecamatan Mambi dan harus nge-kos disana. Jurusan yang dia ambilpun bukan yang remeh, yaitu Teknologi Komputer dan Jaringan, keren sekali. Mungkin mereka – mereka yang bersemangat menimba ilmu inilah yang akan membawa secercah harapan masa depan lebih baik untuk dusunnya sendiri.

Hampir di setiap rumah yang kami kunjungi menyuguhkan segelas kopi hangat disaat cuaca yang sedang dingin dan gerimis di luar. Menyuguhkan kopi hangat untuk tamu di Desa Saludurian sudah menjadi kearifan lokal, sehingga total saya meminum kopi lima gelas selama survei di Dusun Katiluaan Timur dan Katiluaan Barat. Tidak sampai disitu, Kami diberi oleh – oleh kelapa muda yang dipetikkan Pak Hamma Ali dari Dusun Katiluaan Barat. Baik sekali.

mantel

(diguyur hujan di Katiluaan)


Kami turun pukul 17.00 WITA, cukup kesorean karena Kami asyik mengobrol dengan warga disana, sehingga lupa kalau waktu sudah larut. Kami turun sambal diguyur air hujan, sehingga jalan yang Kami lalui tadi menjadi lebih licin dan becek. Kami sampai di bawah sudah gelap dan bergegas naik motor menuju rumah induk semang Kami di Dusun Saludurian. Selama perjalanan Kami hujan – hujanan hingga sampai ke rumah. Di rumah induk semang, kopi hangat sudah siap diseduh, rasanya hari itu mungkin salah satu perjalanan seru Kami selama di Patriot Energi 2021. Rasanya tidak sabar mengunjungi desa – desa selanjutnya, khususnya Desa Salubanua yang kata orang “Desa Dengan Akses Jalannya Paling Parah dan Jauh”.