“Merawat Indonesia dari Presfektif Energi”

Penulis: Mashudi, 28 September 2022
image
PLTA Riam Kanan, Banjarberu

Indonesia merupakan salah satu negara terbesar dan terluas di dunia dengan luas wilayah sebesar 1.904.569 km2, tidak hanya itu Indonesia juga termasuk negara dengan pulau terbanyak ke-6 di dunia yakni sebanyak 17.502 pulau, belum lagi jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 273 juta jiwa. Hal tersebut merupakan angka yang fantastik untuk sebuah negera, namun dibalik angka-angka itu, sudah pasti memiliki segudang masalah mulai dari kesenjangan social, pembangunan yang tidak merata, pendidikan, ekonomi, politik, bahkan masalah ketersedian listrik dan air bersih yang belum dirasakan masyarakat diberbagai daerah hingga ke pelosok negeri. Maka tak mudah merawat Indonesia dengan keberagamanan suku, budaya, ras dan agama yang berbeda. Menghadirkan energi yang berkeadilan di pedalaman yang tak terjangkau listrik negera merupakan salah satu bentuk merawat kebersamaan melalaui energi terbarukan, masyarakat dipedalaman juga berhak merasakan kehadiran negara agar Indonesia tumbuh berkembang dengan rasa keadilan.

Tahukah kalian bahwa di negara kita terdapat 2.275 desa yang masih belum mendapatkan akses listrik ? hal tersebut disebabkan oleh akses jalan menuju desa yang sulit untuk dijangkau, kemudian pemukiman penduduk yang tersebar sehingga listrik negara sulit masuk. Salah satu cara menyediakan energi listrik dipedalaman yakni dengan memanfaatkan potensi energi lokal yang berasal dari desa mereke sendiri seperti air, angin, biogas dan matahari. Energi baru terbarukan merupakan solusi bagi masyarakat dipedalaman yang tidak terjangkau listrik, tidak sekedar itu EBT juga berperan dalam membantu mengurangi emisi gas karbon yang dapat merusak lingkungan. Pembangunan EBT didesa melibatkan berbagai pihak seperti pemanangku kepentingan, pemerintah daerah, tenaga ahli hingga tim pembanguanan dan yang pastinya mendapatkan dukungan dari masyarakat setempat. Perwujudan pembanguanan EBT diwilayah pedalaman salah satunya melalaui program Patriot Energi yang menerjunkan anak-anak muda yang telah dibekali keahlian teknis, pendampingan masyarat hingga dibekali keahlian bertahan hidup diberbagai kondisi di wilayah pedalaman.

Hidup dan tinggal bersama masyarakat, ikut merasakan menjadi bagian masyarakat diwilayah 3T, melepaskan segala kemudahan fasilitas yang selama ini melekat dalam hidup. Tinggal selama setahun di tengah-tengah hutan tanpa listrik dan sinyal bersama masayarakat adat dengan berbagai aturan adat yang mengikat. Meyakinkan kepada mereka bahwa negera hari ini hadir untuk mereka, namun bukanlah hal yang mudah, disaat mereka kerap mengatakan kami belum merasakan arti “kemerdekaan” yang sesungguhnya. Maka dari itu pentingnya menjaga dan merawat Indonesia dengan rasa keadilan salah satunya melalui energi, sehingga mereka tidak lagi merasakan termarginalkan. Sepertinya tinggal dipedalaman bukan hanya mempersiapkan fisik dan otot kaki yang kuat, jauh lebih penting yakni mempesiapkan hati yang lapang dan ikhlas, mengasah empati melihat kondisi yang tak sesuai dengan ekspektasi. Banjarmasin, 4 November 2021 telah banyak mengubah sudut pandangku tentang Indonesia dari presfektif yang berbeda. Tak banyak yang bisa kami berikan kepada bangsa ini, bukan seperti perjuanagan para pahlawan bangsa yang mengorbankan harta dan nyawanya, namun sebatas dapat merasakan dan memperjuanghkan masyarakat yang belum menikmati listrik merupakan sebuah pengabdian terbesar dalam hidup, dari pelosok Indonesia aku berjanji pada diriku untuk terus berkomitment menjadi manusia yang bermanfaat, memiliki kesadaran penuh dan tanggung jawab hingga malaikat maut menjemput.