Menjemput Cahaya Ilmu

Penulis: Aimmatul Yumna Fathul Izza, 22 September 2022
image
belajar menggunakan LTSHE

Selain ilmu dunia, mumpung masih diberi kesempatan untuk mengajarkan huruf - huruf Al - Qur'an kepada orang yang mau belajar, pasti saya lakukan. Beberapa hari setelah sampai di Dusun Katiluaan Timur, melihat anak - anak yang hanya menghabiskan waktu bermain seharian, Saya ingin memberikan sesuatu yang bermanfaat. Sebelum berangkat ke lokasi penugasan, Ayah saya berpesan untuk mengajar anak - anak, karena hanya ilmu lah yang bisa menjadi peninggalanku disana. Kemudian, setelah mendapat izin dari Bapak Kepala Dusun Katiluaan Timur, akhirnya dimulai mengaji ba'da Ashar di Masjid Katiluaan Timur. Anak- anak masih terlihat antusias selama seminggu berjalan, kemudian setelahnya beberapa masih bersemangat dan yang lainnya loyo.

IMG20220327170916

(mengaji sore bersama anak - anak)


Seadanya saja kuajari mengaji dan semampuku. Tidak ada paksaan untuk belajar kalimah - kalimah Allah S.W.T. Selain mengaji, praktek wudhu dan praktek sholat kuajarkan sedikit step-by-step kepada anak- anak. Karena ibadah yang paling wajib dlaam Islam adalah sholat. Hampir semua belum faham bacaan sholat, sehingga harus memulai kembali dari awal. Tidak mengapa, setidaknya praktek wudhu dan sholat ini merefresh kembali ingatan anak -anak terhadap bacaaannya.

Sayang sekali, belum bisa rutin mengajar anak- anak mengaji karena cuaca di kampung yang sangat labil. Sering sekali hujan di sore hari yang membuat anak- anak tidak diperkenankan oleh orang tuanya keluar rumah. Apalagi ketika hujan di siang hari dengan panas mathari yang terik, mereka menyebutnya "uran mea", orang - orang tua mempercayai bahwa "uran mea" akan membawa penyakit pada anaknya apabila anaknya kehujanan. Akhir - akhir ini sering hujan di sore hari, sehingga kegiatan mengaji sering libur. Beberapa kali dan sesekali saja untuk mengajar mengaji anak - anak. 

Yang membuat saya terharu adalah ketika ada seorang ibu yang sangat bersemangat untuk mengaji dan belajar. Ibu itu mendatangi Saya di rumah, menggendong anaknya yang berumur 1 tahun kurang dan menggandeng anaknya yang berumur 2 tahun. Ibu itu meminta tolong kepada saya untuk mengajari tajwid. Dengan senang hati saya ingin membantu dan sangat senang ketika ada yang betul - betul ingin belajar. Sesekali Ibu itu menenangkan anaknya ketika mulai rewel dengan menggoyang - nggoyangkannya sedikit. Anaknya yang sudah bisa berjalan, sesekali menepuk pundak ibunya yang sedang membaca huruf - huruf Al-Qur'an, kemudian memeberikan senyuman.

"Maaf Mbak Aim, anak - anak malah jadinya mengganggu" Kata Ibu itu

Sangat tidak apa - apa membawa anak ikut mengaji, semua juga maklum kalau anak - anak masih waktunya bermain, justru kitalah yang dewasa harus mengerti. Apalagi, memang seharusnya anak- anak sudah dibiasakan untuk mendengar bacaan ayat - ayat Qur'an, supaya telinga mereka terbiasa mendengar hal - hal yang baik. 

Kemudian, hatiku tersentuh ketika Ibu itu berkata kepada anaknya sambil mencium pipinya "Mama harus belajar mengaji nak, siapa lagi yang ajarimu besok mengaji kalau Kak Aim sudah tidak disini?"