Dingin itu Suhunya, Hangat itu Orangnya

Penulis: Rohani Tampubolon, 01 March 2022
image
Bincang Santai Bersama Indok

Salam sahabat patriot,

Terimakasih untuk semangat yang tetap membara sampai saat ini

Hi, saya Rohani Tampubolon, Patriot Energi Toraja Utara

Hari ini saya akan membagikan kabar terbaru saya di desa penugasan, yaitu desa Pulu-Pulu, desa paling ujung utara di kecamatan Buntu Pepasan, Kabupaten Toraja Utara, Provinsi Sulawesi Selatan.

Tidak terasa sudah melewati bulan Februari ini, dua bulan sudah patriot hidup bersama masyarakat Pulu-Pulu, seperti judul kabar saya bulan ini saya akan membagikan bagaimana dingin dan hangat bisa bertemu ditempat ini.

Dingin menjadi satu kata yang paling sering disebut didesa penugasan ini. Bagaimana tidak, cuaca yang didominasi dengan hujan dan angin kencang membuat suhu di desa ini yang dulunya sudah dingin menjadi lebih dingin lagi. Rata-rata suhu di desa ini adalah 9-14°C saat musim penghujan begini. Disiang hari, kita tetap merasakan suhu dingin dengan rata-rata suhu adalah 13°C. Bayangkan saja bila tidak menggunakan jaket disiang hari dan sleeping bag bekal patriot dimalam hari, bisa saja patriot akan menggigil seharian. Hal yang terkadang terdengar lebih mengerikan adalah suara pohon-pohon yang terhempas angin kencang, yang terkadang terjadi satu harian. Tak jarang juga suara angin kencang itu, membangunkan patriot dimalam hari. Dan masyarakat khawatir akan lumbungnya yang terhempas angin kencang karena sudah pernah terjadi sebelumnya. Sehingga banyak bambu yang dibuat sebagai penyokong lumbung agar tidak terangkat hempasan angin. Pada Bulan ini, hujan hadir menemani patriot setiap harinya, dan sepertinya bulan ini juga menjadi musim sakit Flu dan Batuk. Banyak masyarakat yang sakit akibat cuaca hujan dan suhu yang sangat dingin. Bersyukur sampai saat ini, kondisi kesehatan patriot masih baik dan dapat menerjang hujan dikala patriot beraktivitas diluar rumah.

Akibat suhu yang dingin, mendarang (menghangatkan tubuh) sudah menjadi kebiasaan masyarakat setempat dipagi dan sore hari. Saat mendarang juga menjadi momen dimana anggota keluarga saling bercerita dan bergurau, saat sore tiba kita akan menemukan masyarakat berkumpul ramai didapurnya masing-masing sambil menunggu waktu makan malam tiba. Seringkali patriot berkunjung kerumah warga sambil mendarang dan pulang ketika hendak tidur. Pernah sekali ketika patriot pulang , masyarakat menakuti dengan bahasa ‘ada hantu kalau malam’, supaya patriot tinggal bermalam, alhasil ternyata hantunya tidak ketemu sampai hari ini. Hehehe. Karena memang ketika kamu keluar malam maka yang kamu temukan hanyalah kesunyian. Dan sangat perlu untuk diingat, saat bepergian atau beraktivitas diluar rumah maka perlu sedia payung sebelum hujan atau sedia jaket sebelum masuk angin. Hal-hal tersebut jangan dianggap enteng ditempat ini.  

Nah dari dinginnya tempat ini , dimanakah kita bisa menemukan kehangatan? Apakah hangatnya terletak di api yang setiap pagi-sore menyala?. Patriot akan bercerita dan semoga pembaca bisa menyimpulkan letak kehangatannya. Kehangatan yang dimaksud bukanlah kenaikan suhu yang terjadi ditubuh kita, tapi akan dijelaskan dalam cerita berikut.

Menjadi orang baru disuatu lokasi dimana patriot belum dapat berbahasa seperti masyarakat lokal dan terbiasa dengan kebiasaan setempat maka akan terlihat asing, namun ditempat ini kita akan menemukan masyarakat yang ramah terhadap orang baru, disuguhkan kopi khas desa ini, memberi waktu untuk bercerita dan ingin mengenal, makan bersama bahkan diberi tempat tinggal untuk bermalam walaupun kita masih baru pertamakali datang kerumahnya. Banyak masyarakat yang saya temui seperti itu, tetapi saya akan bercerita satu Sangbene (teman akrab perempuan) yang saya temukan didesa ini. Saya biasa memanggillnya dengan sebutan Tante Sonda, seorang ibu 3 anak yang sangat rajin dan baik hati. Dan sangbene itu adalah sebutan yang sering ia ucapkan kepada saya. Dan saya sering kerumahnya sekedar bercerita dan mengikuti aktivitas hariannya walaupun jarak rumahnya cukup jauh dengan rumah tempat saya tinggal. Tante sonda bersama dengan tante Solong, tante Elson banyak membantu saya untuk hidup dan melakukan survey di desa. Ada banyak orang yang membantu saya untuk dapat hidup didesa ini. Dan saya tidak merasa seperti orang asing ditempat ini. Kalau saya bisa katakan, saya seperti pulang kampung. Bukan hanya nama-nama yang saya sebut, ketika kita pergi kerumah orang Toraja kita akan disambut dengan keramah-tamahannya. Disini kita bisa gali dua (panen ubi jalar) dan Lada (cabe) hanya modal minta dan mau kerja . hehehe..

Ada banyak kosakata baru, tanaman baru, makanan baru , suasana baru dan orang-orang baru yang patriot temukan ditempat ini dan semoga patriot juga bisa memberi hal-hal baru bermanfaat bagi masyarakat disini.

Terimakasih Patriot Energi, Terimakasih Toraja

Terimakasih untuk Allah yang selalu menyertai, God bless buat semua sahabat patriot....