Awal Perjalanan Menuju Timur Indonesia

Penulis: Muhammad Hanif Akbar, 19 September 2022
image
Pesawat menuju daerah penempatan

Perjalanan pertama saya saat berkunjung ke Papua. Sebelumnya tidak pernah terfikirkan oleh saya untuk dapat pergi ke Papua, sampai saat saya lulus kuliah dan saya bertemu dengan mas aldy yang saat itu sedang dirumah kakak sepupu saya. Sampai saat itu mas aldy menyuruh saya untuk coba mendaftar program Patriot Energi yang akan membuka pendaftaran lagi setelah programnya tidak berjalan selama dua tahun. Mas aldy ternyata lulusan patriot energi angkatan ke dua yang dulu mendapat penempatan di Kalimantan. Saya sangat bersyukur dapat bertemu dengan orang-orang baik yang bisa menjadi mentor dan teman bertukar pikiran untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Singkat cerita akhirnya saya lulus setelah melalui berbagai tahapan seleksi.

Di pelatihan saya bertemu dengan banyak orang baru dari seluruh provinsi yang di satukan di pelatihan ppsdm kebtke di ciracas, mereka semua orang-orang hebat yang banyak memiliki pengalaman organisasi baikdi kampus atau tempat mereka bekerja sebelumnya dan saya bersyukur menjadi salah satu bagian dari mereka. Dan kami juga memiliki background pendidikan yang berbeda-beda ada yang jurusan teknik ada yang jurusan bahasa dan ada juga yang lulusan dari jurusan kuliner, kami semua disatukan di satu tempat pelatihan untuk mendapat pengetahuan keteknisan yang sama satu sama lain mengingat kami memiliki background pendidikan yang beragam. Setelah melalui pelatihan keteknisan, kami di arahkan ke subang tepatnya di kantor Ibeka yang ada di subang. Ibeka merupakan NGO yang bekerja sama dengan kementrian esdm sehingga program patriot energy ini dapat berjalan kembali, dana program ini bersumber dari dana csr perusahaan-perusahaan baik dari perusahaan bumn maupun swasta yang memiliki consent terhadap renewable energy atau energy terbarukan yang dapat berasal dari sumber matahari dapat digunakan untuk solar sell, lalu ada air yang dapat dibuat pltmh (pembangkit listrik tenaga mikro hidro) atau plth (pembangkit listrik tenaga hidro) lalu ada lagi sumber angin yang dapat dimanfaatkan untuk pltb (pembangkit listrik tenaga bayu) dan sumber energy lain yang tidak terbatas kapasitasnya selagi bumi masih berputar.

Program ini ditujukan untuk daerah 4T (terdepan, terluar, terpencil dan daerah transmigrasi). Setelah kami melakukan pelatihan dasar baik di ppsdm kebtke dan ibeka, selanjutnya kami di plot untuk penempatan wilayah masing-masing patriot. Kami semua patriot energi yang berjumlah 98 orang di berikan tempat tugas dengan beberapa pertimbangan dari pengalaman, back ground pendidikan dan hasil evaluasi selama masa pelatihan, kami di sebar dari wilayah papua, Sulawesi, Kalimantan dan ntt. Kami ber lima ada Ka jen, teh Dita, sukma, elis dan saya sendiri mendapata tempat penugasan di kabupaten Dogiyai, provinsi Papua yang sekarang telah keluar SK menjadi Provinsi Papua Tengah dan kabupaten Nabire menjadi ibu kota provinsi. Tugas pertama kami yaitu inventarisasi bantuan lampu ltshe yang pernah diberikan oleh kementrian esdm tahun 2018, bagaimana kondisi terakhir lampu tersebut dan apa-apa saja item yang masih berfungsi dan sudah rusak. Setelah melakukan beberapa survey daerah yang telah ditentukan hampir semua bantuan ltshe rusak, ada beberapa aspek yang membuat rusak hasil dari penuturan warga. Diantaranya kurangnnya sosialisasi pada saat pemasangan awal dari dinas yang menyalurkan bantuan tersebut, selanjutnya human eror dari masyarakat dan yang terakhir akibat binatang yang merusak kabel yaitu tikus.

Setelah dua bulan melakukan inventarisasi lampu ltshe, selanjutnya kita diharuskan live in atau tinggal bersama dengan masyarakat di daerah yang telah ditentukan. Ada beberapa kriteria pemilihan desa live in yang menjadi acuan ; pertama aspek keamanan, akses jalan yang ada dan potensi apa yang ada di daerah tersebut. Setelah melakukan diskusi terlebih dahulu dengan kabag tapem (kepala bagian tata kepemerintahan kampung) kami di kabupaten dogiyai mendapat beberapa rekomendasi yaitu desa magode, diyoudimi, piyakunu, diyeugi dan modio. Tugas kami di desa live in yaitu mencari energi terbarukan yang ada desa tersebut sebagai upaya percepatan transisi net zero emision yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2030. Selain mengidentifikasi energi terbarukan yang ada, kami juga harus dapat mencari isu social apa yang ada dimasyarakat dan dapat memberi beberapa intervensi yang dapat memecahkan masalah tersebut. Selain mencari ebt serta isu social yang ada di masyarakat kami juga mencari potensi apa yang dapat dikembangkan di desa penugasan, untuk desa penugasan patriot ada di desa modio yang memiliki kebun kopi yang banyak, hampir semua masyarakat di desa modio memiliki kebun kopi dan membuat ayaman noken yang terbuat dari kulit kayu dan benang nylon. Noken adalah tas yang biasa digunakan masyarakat papua untuk menyimpan barang, bisa untuk menyimpan hasil kebun seperti petatas, talas, singkong dan sayuran, mama juga biasa meyimpan bayinya di noken lalu dikaitkan di bagian kening lalu diajak jalan-jalan baik pergi ke kebun ataupun pergi ke pusat distrik untuk belanja keperluan sehari-hari.