Manusia-Manusia yang Tinggal di atas Batu : Batuatas Tanpa Sayur

Penulis: Okfis Kurniasih, 15 September 2022
image
Warga Batuatas berkumpul di Desa Tolando Jaya

“Bentar-bentar, kalau Batuatas tidak ada tanah ? Jadi, mereka tidak makan sayur ? Apakah mereka makan ikan terus tiap hari ? Terus kalau mereka makan ikan terus tiap hari, misal kalau air laut lagi pasang atau badai pasti tidak ada ikan kan ? Jadi makan apa mereka ?”.

Kalian terbayang tidak, apakah ada sayur yang akan tumbuh diatas batu ? Kira-kira sayur apakah itu ?. Di Batuatas ada sayur yang biasa dimakan oleh warga dan dijadikan sayur untuk menemani makan ikan bakar loh. Yaapss, sayur tersebut bernama Daun Kelor. Pasti yang kalian pikirkan tentang Daun Kelor sesuatu yang mistis yaaaa, Hayoo !!. Warga Batuatas menjadikan daun kelor sebagai sayur mereka dan dalam bahas Batuatas atau bahasa Cia-Cia yaitu sayur Kadawa. Sayur Kadawa ini hanya dimasak dengan menjadi sayur bening. Bahannya hanya bawang merah, daun kelor dan garam, simple bukan. Biasanya, mereka makan sayur Kadawa ini bersamaan dengan Kasoami atau dalam bahasa cia-cia yaitu Sangkola. Apakah itu Kasoami atau Sangkola ?

kelor

Gambar 1. Gambar Daun Kelor dan Pohon Kelor

Sangkola adalah sejenis makanan pokok warga Batuatas atau bisa dibilang makanan khas warga Sulawesi Tenggara sebelum adanya beras. Sangkola ini terbuat dari tumbukan singkong yang sudah diparut. Ketika sudah diparut lalu dijemur beberapa hari, kemudian dikukus di wadah anyaman dari daun kelapa khusus untuk membuat sangkola tersebut. Walaupun sudah ada beras, namun warga Batuatas tetap menjadikan Sangkola ini sebagai makanan pokok mereka.

Sangkola

Gambar 2. Sangkola dan Cetakan Sangkola

Warga Batuatas juga membeli sayuran ke Kota Bau-Bau. Jadi, ada beberapa warga Batuatas membeli sayur-sayuran , seperti sayur kangkung, kacang panjang, terong, cabe rawit, tomat dan Pisang ke Kota Bau-Bau untuk dijual ke warga Batuatas itu sendiri. Hanya sayur yang disebutkan yang dijual kembali ke warga Batuatas. Jadi, jangan harap kalau ke Batuatas bisa masak sepuasnya. Namun, itupun tidak setiap hari dikarenakan tergantung kapal barang yang turun. Perjalanan dari Batuatas ke Kota Bau-Bau menggunakan kapal kayu yaitu selama 7 Jam dan itupun kalau cuaca bagus dan teduh. Kalau badai dan cuaca tidak mendukung, tidak ada satu kapal yang akan turun.

sayur-sayur

Gambar 3. Sayur-Sayuran yang dijual di Batuatas dari Kota

Tapi, bagusnya di Batuatas ini makan ikan setiap hari dan ikan tersebut segar loh !

“Nah, kalau misalnya badai, air pasang dan cuaca tidak mendukung apakah masih bisa makan ikan ?”

Okay ! Nice Question !!

Yaps, kalau cuaca tidak mendukung dan lainnya, warga Batuatas sebagai nelayan tersebut tetap turun ke laut mencari ikan. Tetapi, mereka tidak akan mendapatkan ikan. Air surut pun terkadang tidak akan didapatkan ikan di laut. Jika air surut, kebanyakan seluruh warga batuatas termasuk ibuk-ibuk mencari ikan kecil-kecil, kerang dan siput laut. Kalau air pasang dan badai, yaa apa boleh buat yaa makan seadanya, Pemirsa !!. Makan mie, makan telur dan makan sayur kadawa. Pernah loh selama seminggu lebih, makanan kami cuman itu meluluh. Alhamdulillah yaa masih bisa makan. Yang penting ada nasinya, INDONESIAAA !!!

Mie-nasilagi

Gambar 4. Mie campur nasi, makanan alternatif.

Yaa begitulah cerita singkatnya Batuatas, nanti kita cerita yang lain yaa tentang Batuatas. Cerita keunikan Batuatas, tunggu kisah ceritaa yang lain yaa …