Orang Papua Itu Baku Sayang

Penulis: Ellyzabeth Christiany Nainggolan, 01 August 2022
image
Bapa Isak Iyai

Sore itu, Penulis sedang mempersiapkan diri untuk ibadah malam Natal. Tak sengaja bertemu dengan Bapak Isak Iyai, beliau merupakan Kepala Kampung Diyoudimi. Tiba-tiba ia membuka noken dan mengeluarkan uang senilai 100 ribu rupiah dan diberikan kepada Penulis.


"ini apa?" tanya Penulis.

"orang Papua itu biasa baku sayang" jawab Bapak Isak


Selama hari raya Idul Fitri 2022, Penulis berkesempatan untuk mengidentifikasi isu sosial dengan menjaga salah satu kios. Nah, uniknya selama menjaga kios disitu Penulis baru menyadari arti 'baku sayang'.

Biasanya jika mereka beli jajan, maka akan membeli dalam jumlah yang banyak dan dibagi-bagikan kepada temannya. Hal ini terjadi tidak hanya pada anak-anak juga kepada yang tua. Pernah ada mama datang ke kios, kemudian mama membeli 2 minyak goreng. Minyak yang satu dikasih masuk ke dalam noken sedangkan minyak yang lain dikasih mama yang berdiri disampingnya. Hal ini terjadi berulang kali, maka dari itu penulis bisa mengatakan bahwa itu merupakan wujud baku sayang yang dimaksut.


Saat perjalanan menuju kampung menggunakan mobil angkutan umum, terkadang ada orang yang membuka 1 pack permen kemudian dibagi-bagi kepada seluruh penumpang termasuk Penulis. Tak jarang juga yang membagikan biskuit/kue kering yang dibelinya dari kios.


Di kampungpun begitu, tak henti-hentinya penulis mendapat berkat dari warga. Nah, pernah penulis datang ke sebuah kampung yang bukan menjadi desa live in penulis. Lalu datanglah seorang mama muda yang membawa kacang dan memberikan kepada penulis, padahal itu kali pertama jumpa kami.


Memang betul, orang Papua itu baku sayang!