Sepintas Mamberamo di siang November

Penulis: Lazarus Christian Puka, 15 July 2022
image
Patriot Billy bercengkrama dengan seorang (Ondoafi Kampung Eri) tua Mamberamo raya

Seperti biasa memulai hari dengan menyiapkan sarapan pagi dengan menu yang pas. Memasak nasi dengan tempe hasil daerah ini, walaupun kami tidak tahu kedelai dari tempe berasal dari mana. Pagi ini kami menggoreng tempe dan memasak daun singkong untuk sarapan pagi. Kalau kemarin daun singkong kami tumis biasa saja, sekang daunn singkong kami sajikan dengan kuah santan, meskipun santannya adalah santan robot. Setelah selesai berberes dari sarapan, disitu juga pesan dari bapak kely masuk ke salah satu handphone kawan kami. Isi pesan itu menerangkan, bahwa kami diberi kesempatan untuk bertemu dengan wakil bupati untuk koordinasi mengenai program patriot energi.

           Sebelum waktu membawa kami pada pertemuan yang diharapkan dalam penugasan ini, beberapa rekan tim harus menunaikan ibadah solat jumat. Disela waktu itu saya mencoba masuk pada sekumpulan orang yang sedang sibuk mengurus berjalannya diklat prajabatan di kabupaten. Saya masuk dengan membawa sekotak tembakau dari daerah asal saya, dengan duduk bersila di dekat mereka dan beralasan untuk meminta sedikit kertas gako atau kertas rokok yang biasa mereka sebut. Alhasil dari manufer itu saya mendapat masuk dan duduk mendengar perbincangan mereka, karena dalam diskusi kecil itu mereka masih menggunakan bahasa persatuan kita. Dari hasil diskusi kecil mereka, saya menangkap sedikit informasi hari ini. Ternyata hari ini pencairannya dana desa, pantas saja di jalan-jalan orang sedang ramai-ramainya hari ini.

           Langit yang biru dan awan-awan yang berhamburan. Rekan tim berseragam lengkap dengan atributnya dan sudah siap menju dermaga kaso untuk menyebrang sungai mamberamo raya dengan speed both. Sampainya didermaga bapak selis seorang boatman yang selalu menghantarkan kami menyebrang kaso dan meso sudah siap membawa kami menyebrang. Kali ini kami menyebrang ditemani seorang pria tua. Beliau adalah warga desa meso yang datang untuk berobat ke kaso sendirian, padahal kalau kita lihat beliau adalah seorang lansia. Entah apa yang menyemangatinya menyebrang ke kaso untuk berobat sendiri.