Kehangatan Masyarakat Papua

Penulis: Eva Zakiyah Nurhasanah, 14 July 2022
image
(Dokumentasi Kegiatan Kerohanian)

Sabtu siang hari, aku sampai di Desa Coisi setelah berapa hari aku tidak naik ke kampung karena ada kegiatan Monitoring, aku jatuh sakit, aku yang lolos menjadi perwakilan pegaf untuk acara Internasional. Eh, saat mau naik ke desa ternyata terkendala dengan kendaraan yang tak kunjung ada.

Cobaan yang cukup menguji adalah perihal kendaraan yang makin sini, makin sulit dicari. Apalagi sekarang ditambah dengan tower terdekat di Distrik mati. Tapi, yakinlah.. pertolongan Allah itu sungguh dekat, asalkan kita terus memohon pada-Nya.

Siang hari itu, aku ikut rombongan mama-mama kampung yang selesai belanja di kota untuk persiapan kegiatan di Kampung. 

Sesampainya di kampung, saat turun dari mobil, aku dengan tas ransel dan jinjinganku itu.. diserbu oleh anak-anak yang sedang sembahyang sabtu di gereja. Mereka berlari kecil sambil memanggilku hangat, "ibuu...".

Lalu mereka menghampiriku dan mengantarku sampai ke PAUD, tempatku tinggal.

Ah, sudah berapa lama aku ini merindukan teriakan dan binar mata anak-anak ini, hehe.

Selepas ku simpan barang²ku, ku ajak anak² untuk menimba air di belakang gereja. Lalu sehabis timba air, aku mengikuti kegiatan warga yang sedang sembahyang tahunan mereka, KKR namanya.

Saat proses jalan kaki ke lapangan (masih dalam rangkaian kegiatan KKR itu), sesampainya di lapangan aku bertemu mama yuliana, lalu ku pegang tangannya, dan gravitasi mengajak kami berpelukan. Pelukan mama saat itu, sungguh kuat sekali, menggambarkan betapa rindunya, sang mama pada anaknya, wkwk.

Bagaimana aku tidak betah tinggal di kampung?

Kehangatan masyarakatnya selalu terngiang di benakku, bahkan sampai ke hatiku, haha.

Tapi kalau kampung sudah sepi, karena masyarakatnya turun kota atau ke kampung sebelah, hariku pun sepi dan ada rasa tidak betah atau bingung 'apa yg harus kulakukan?', wkwk. You know what i mean, right?

Bulan Juni ini, kebetahanku di kampung diuji dengan sinyal yang tidak ada sama sekali. Diuji karena mau gamau, sa harus turun ke kota untuk cari sinyal dan akses internet supaya bisa kirim laporan setiap bulannya. Hwua, semangat!

Semoga warga kampung selalu ramai dan berkegiatan seperti ini, agar kampung berpenghuni dan tidak sepi, wkwk.

Sebaiknya kita harus mencintai apa yang kita miliki dan sedang jalani,

jadi.. aku memilih untuk mencintai Coisi ????


Kampung Coisi, 26 Juni 2022

Hari Minggu jam 07.45 WIT.