Damai tanpa Sinyal

Penulis: Eva Zakiyah Nurhasanah, 03 July 2022
image
Menanti Fajar

Hari pertama di kampung Coisi tanpa sinyal sama sekali. Tidak bisa telpon biasa apalagi akses internet.

Ternyata tower di distrik padam jadi tidak ada sinyal yang terpancar. Penyebabnya belum diketahui. Kabarnya BBM di Papua Barat sedang naik, tetap saja kejadian ini mesti ditelusuri lebih jauh.

Entah sampai kapan akan seperti ini, komunikasi terhenti. Semoga semuanya dalam keadaan baik-baik saja dan Allah jaga setiap pergerakannya, Aamiin.

---

Beberapa hari ke depan, hingga akhir bulan keenam atau awal bulan ketujuh ini.. aku hidup tanpa sinyal dan akses internet sama sekali. Tentu saja, dengan list deadline-ku yg menghantui, hehe. Turun kota nanti, baru bisa akses sinyal dan berkomunikasi kembali.

Pasti akan seru sekali. Kampung sedang ramai, karena bulan keenam ini ada perayaan Kegiatan Kerohanian di Jemaat Gereja sini, dong sebut KKR.

Enam bulan pasca hari raya natal, jemaat sini setiap tahunnya mengadakan kegiatan KKR ini sebagai ibadah untuk menghapus dosa, hingga bisa suci kembali.

Cara penghapusan dosanya adalah dengan membakar ranting² kayu yang kering, yang diambil dari tanah pada lingkungan sekitar.

Kampung yg sebelumnya sepi ini, tanggal 25 Juni ini menjadi ramai sekali. Sampai jam 8 malam pun, saya bisa main berkunjung ke dapur umum kampung yang sedang berasap (masak² bersama), hehe.

Lampu gereja menyala terang, anak-anak bermain kejar-kejaran di sekitar gereja. Ah, senang sekali, meskipun tara ada jaringan, wkwk.

Ternyata jaringan/sinyal bukan hal penting, jika tidak dibutuhkan. 


Coisi, 25 Juni 2022 (Sabtu) jam 21.34 WIT

-Zakiyah-