Sampah yang Membuatku Gelisah

Penulis: Hapsari Damayanti, 01 July 2022
image
Tong sampah yang sangat langka ditemukan di desa

Kita sering membaca tulisan “Buanglah sampah pada tempatnya” biasanya tulisan tersebut mudah ditemukan di tempat bak pembuangan sampah. Namun jarang kita berpikir bahwa setelah dibuang di tong/bak pembuangan lalu sampah itu disalurkan kemana.

Dulu saya berpikir bahwa urusan sampah yang kita hasilkan selesai saat kita sudah membuangnya di tong sampah. Seolah-olah sudah bukan menjadi tanggung jawab kita lagi saat sudah membuangnya ke tong sampah.

Ketika saya tahu bahwa sampah yang sering kita buang di tong/bak sampah hanya akan berakhir di tempat pembuangan akhir tanpa ada pengolahan disitulah saya sedih. Tumpukan sampah yang makin lama menggunung bahwa hingga menyebabkan ledakan gas metana atau tanah longsor tanpa dipilah untuk didaur ulang atau tidak. Menimbulkan bau busuk hingga menimbulkan bau sangat tidak sedap.

Sampah plastik yang sering kita konsumsi ialah salah satu jenis sampah yang akan lama untuk terurai. Membutuhkan waktu puluhan hingga ratusan tahun agar dapat terurai. Namun sayagngnya kita lebih sering lupa membawa kantong belanja sendiri daripada menggunakan kantong plastik saat belanja.

Di tempat desa penempatan, di Desa Kondono, saya sering melihat anak-anak hingga usia dewasa membuang sampah sembarangan. Di jalan, di sungai, di saluran air dekat rumah dan parahnya ada juga yang membuang bungkusan makanan ke laut. Seolah-olah itu dilakukan tanpa beban atau penyesalan.

Seperti yang kita ketahui sampah plastik yang sulit terurai kelak akan menjadi mikroplastik yang bisa dimakan oleh mikroorganisme di laut. Kemudian mikroorganisme akan dimakan ikan. Ikan itu lalu kita makan. Bisa dibayangkan bukan jika sampah yang kita buang ternyata bisa masuk ke pencernaan kita?

Saya gelisah ketika melihat sampah bungkus plastik, botol atau sampah yang tidak mudah terurai bertebaran di lingkungan saya, di Desa Kondono, Kecamatan Laonti. Saya kemudian mengadakan sosialisasi di SD N 09 Laonti mengenai sampah serta bermain games dan diakhiri dengan membersihkan lingkungan sekolah bersama-sama. Saya akui memang tidak mudah melakukan penyadaran akan perubahan perilaku. Butuh waktu yang tidak singkat hingga mengubah kebiasaan mereka untuk tidak membuang sampah sembarangan atau ke laut. Saya berpikir bahwa membakar sampah yang kita hasilkan itu lebih baik. Sebab di Kondono juga belum ada tempat pengolahan sampah atau bank sampah.