Terang itu Penting!

Penulis: Sri Hartati, 18 October 2022
image
Kegiatan dengan keterbatasan

“Alah bisa karena terbiasa”, adalah ungkapan peribahasa yang tepat untuk warga desa Simini yang hidup di pedalaman Asmat. Sebuah desa yang dikelilingi oleh luasan hutan dan bentangan sungai Urumbuwe. Wilayah yang berdataran rendah dan rawa dengan tanah lumpur membuat desa ini mempunyai ciri khusus keseluruhan bangunan rumah, sekolah, tempat ibadah dan jalan berada di atas jembatan kayu.

Ungkapan peribahasa tersebut karena betapa takjubnya saya menyaksikan masyarakat yang dapat berjalan santai bahkan berlari dengan kencang pada malam hari saat melintasi jalanan yang berupa jembatan kayu tanpa senter dan menunduk untuk memperhatikan setiap langkah jalan kaki. Mereka dapat melakukannya tanpa terjatuh dari jembatan dimana pastinya apabila terjatuh otomatis akan masuk ke dalam kubangan lumpur. Beda cerita dengan saya yang sudah berkali- kali jatuh dari jembatan kayu bahkan saat siang hari. Hehehehe…..

Kondisi desa Simini pada malam hari gelap gulita karena tidak ada listrik yang menerangi desa. Hanya satu atau dua rumah saja yang dapat menyalakan lampu, itu juga bersumber dari sebuah mesin genset. Biasanya genset hanya menyala 1 sampai 3 jam saja karena keterbatasan bensin. Harga bensin Rp. 20.000,- per liternya, cukup mahal bagi masyarakat desa Simini yang kesehariannya mencari makan dengan berburu dan meramu.

Dari hasil observasi dan diskusi langsung dengan masyarakat desa, mereka mengungkapkan bahwa mereka sangat membutuhkan penerangan. Terbatasnya penerangan nyatanya membatasi aktivitas masyarakat pada malam hari. Anak- anak tidak dapat belajar atau mengerjakan PR, mama- mama tidak dapat membuat kerajinan atau aktivitas lain untuk mencari penghasilan tambahan.

Saat ini desa Simini telah kerjangkau koneksi internet dan beberapa warga mulai menggunakan telepon seluler. Namun, untuk mengisi daya baterai telepon seluler mereka biasanya masih menumpang di kios pedagang yang menggunakan genset. Selain itu, setiap harinya masyarakat pergi memancing, menjala atau tanam serok untuk mencari udang dan ikan. Biasanya hasil yang di dapat banyak dan tidak dapat disimpan dalam waktu yang lama, bisa- bisa busuk. Padahal bisa saja hasil tangkapan tersebut dijual untuk mendapat sumber pendapatan masyarakat. Tapi hal tersebut tidak dapat dilakukan karena jarak desa dengan pusat distrik atau kota sangat jauh. Dibutuhkan mesin pendingin atau kulkas, namun alat tersebut tentunya membutuhkan sumber listrik.

Sumber listrik sangat dibutuhkan di desa Simini. Akan sangat membantu dan membuka peluang ekonomi untuk menumbuhkan pendapatan masyarakat di desa. Lokasi desa yang berada di tengah hutan dan bentangan sungai akan sulit untuk mendapat akses listrik dari pusat distrik atau kota. Pemanfaatan sumber energi matahari dimana termasuk energi bersih sangat tepat dilakukan di desa Simini. Hutan dan sungai adalah sumber daya alam tempat masyarakat bergantung untuk makan. Dengan penggunaan EBT selain untuk menghasilkan listrik sebagai sumber penerangan yang akan berdampak positif terhadap pendapatan masyarakat tentunya juga lingkungan sekitar masyarakat akan tetap terjaga. Semoga dengan kedatangan Patriot dan penyusunan Pre FS pembangunan PLTS Terpusat di desa Simini mendapat respon positif dari beberapa pihak yang berkaitan dan berlanjut dengan pembangunan di desa Simini.