Kampung Tangairi: Perkampungan Gelap di Selatan Sumba Tengah

Penulis: Rizaldy Khoiru Suhud, 17 October 2022
image
Wilayah Tangairi

1

Lokasi Tangairi

 

Kampung Tangairi adalah sebuah wilayah RT 4, Dusun I Taramanu, Desa Waimanu, Kecamatan Katikutana Selatan, Kabupaten Sumba Tengah. Wilayah tersebut terletak di bagian selatan Kabupaten Sumba Tengah serta sebelah barat berbatasan langsung dengan Kabupaten Sumba Barat. Sebagian besar wilayah Tangairi adalah lembah, bukit dan padang yang berbatasan langsung dengan Taman Nasional Manupeu Tanadaru. Sebelah selatan wilayah Tangairi merupakan laut yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia.

 

Sejarah


2

Lokasi Kampung Praikamoka

 

Wilayah Tangairi memiliki kampung induk yaitu Kampung Praikamoka, yang berada di dekat Tangairi yang dipercaya sebagai kampung leluhur pertama yang turun di Sumba Tengah. Kampung Praikamoka adalah kampung awal yang akhirnya menyebarkan keturunannya di wilayah Tangairi dan Desa Waimanu. Pada saat ini, kondisi Kampung Praikamoka masih ada dan berupa rumah-rumah dan batu kubur jaman dahulu tanpa ada penduduk yang tinggal disana. Kampung Praikamoka merupakan kampung keramat dimana arwah leluhur desa Waimanu tinggal di kampung tersebut.

 

Aksesibilitas akan kebutuhan


3

Jalan menuju Tangairi

 

4

Sungai Muara Musiman

 5

PAUD Tangairi

 

6

Posmaldes Tangairi


7

Gereja Kristen Protestan di Tangairi


Tangairi yang terletak sekitar 17 km dari Desa Waimanu induk atau 28 km dari pusat kota Sumba Tengah. Risiko kondisi aksesibilitas yang tidak terjangkau dan jenis pemukiman kampung yang berkelompok yang sangat tersebar dari desa induk merupakan salah satu factor lambatnya pembangunan dan perluasan jaringan listrik PLN. Selain listrik, aksesibilitas air bersih, pendidikan, informasi dan kebutuhan yang berkaitan dengan perkotaan sangatlah terbatas. Warga Tangairi mencukupi kebutuhan air bersih dengan memanfaatkan air permukaan (musiman) untuk dikonsumsi (disaring dengan menggali pinggiran kali dan menunggu air tersaring sendiri), mandi dan mencuci. Kegiatan memasak dipenuhi dengan bahan bakar kayu bakar. Kegiatan Belajar dan Mengajar mulai diadakan di Tangairi sejak tahun ajaran 2022 dikarenakan anak-anak sudah memenuhi umur sekolah yaitu usia 6-7 tahun (kelas 1 SD). Fasilitas kesehatan berupa 1 Bangunan Posmaldes yang rutin dikunjungi setiap jadwal kegiatan Posyandu. Selain kelas perintis SD, juga terdapat PAUD sedangkan sarana ibadah dilengkapi dengan 1 Bangunan Gereja Kristen Protestan.

 

Potensi


8

Salah satu dari dua kios di Tangairi

 

9

Perkebunan Cabe Rawit milik salah satu warga Tangairi


Wilayah Tangairi merupakan wilayah yang dikenal dengan tanah yang subur, padang luas dimana hewan berlarian bebas serta produk laut ikan teri yang memiliki bau wangi yang khas serta wisata pantainya. Padang yang luas dengan tingkat intensitas penyinaran matahari yang cukup lama dalam setahun, wilayah Tangairi merupakan lokasi yang sesuai untuk dibangun dan dikembangkan PLTS. Peningkatan produktivitas dinilai akan terjadi bila dikembangkannya teknologi tersebut, mengingat hampir setiap ibu-ibu di Tangairi memiliki ketrampilan menenun, aktivitas belajar akan meningkat, aktivitas pencarian ikan dan beberapa aktivitas pengolahan panen kebun yang bisa dilakukan di malam hari. Selain itu, minimnya keamanan yang terjadi di Tangairi bisa ditingkatkan dengan adanya listrik oleh PLTS.

 

Kelistrikan

10

Lampu LTSHE Sun King


Kondisi kelistrikan di Tangairi didominasi dengan penggunaan pelita. Hal tersebut terjadi karena lampu LTSHE yang pernah dibagikan oleh pemerintah sudah rusak. Di kalangan wiraswasta, kebutuhan lampu LTSHE dipenuhi dengan membeli sendiri dengan harga 2,5 juta 1 paket yang terdiri dari 1 Panel Surya, 1 Inverter, 3 Lampu LED. Penggunaan listrik ketika ada acara besar di fasilitas umum memanfaatkan getset dan bensin sebagai bahan bakarnya.

 

Berdasarkan hasil observasi terkini, survey kunjungan oleh beberapa dinas telah dilakukan di wilayah Tangairi. Survey tersebut ada kaitannya dengan kondisi air permukaan (potensi bantuan fasilitas air bersih), survey site PLTS (bantuan kelistrikan), survey lokasi SD Paralel (bantuan fasilitas pendidikan), dan pendataan bantuan masyarakat yang tinggal di wilayah Taman Nasional. Dari beberapa survey tersebut akankah pembangunan atau realisasi bantuan dapat cepat terjadi atau masih membutuhkan waktu lama lagi untuk warga Tangairi memiliki kesempatan untuk lebih meningkatkan kesejahteraan hidup mereka?