Bom waktu dari terumbu karang yang hancur

Penulis: Alhaitamy, 29 September 2022
image
pulau batutas

Batuatas, pulau terluar di provinsi sulawesi tenggara yang secara geografis berada di tengah lautan Banda. Letak geografis ini tentunya menjadikan pulau batuatas memiliki kekayaan laut yang luar biasa, mulai dari keanekaragaman ikan laut yang kaya nutrisi hingga keindahaan bawah laut yang menjadi potensi wisata nasional

Namun cerita diatas hanya imajinasi jika kita lihat dari kacamata pembangunan. Cerita diatas secara teori merupakan sesuatu yang seharusnya terjadi dan dapat dirasakan oleh masyarakat batuatas sendiri saat ini. Namun kenyataannya kekayan laut itu telah pergi menjauhi pulau dengan total 13000 jiwa penghuni ini.

Jika kita amati secara seksama, lebih dari 50% terumbu karang di pulau batuatas ini telah mati akibat dari praktik penangkapan ikan yang merusak dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan cerita masyarakat yang umum di dengar bahwa dalam beberapa tahun silam, masyarakat batuatas banyak yang menangkap ikan dengan cara melarutkan racun putas maupun dengan melakukan pengeboman. Hal ini tentunya memudahkan nelayan dalam menangkap ikan, tetapi dampak dari aktivitas seperti ini harus dibayar dengan harga mahal oleh generasi saat ini. 

Bagaimana tidak, terumbu karang yang merupakan ekosistem utama sebagai rumah dari keankaragaman kekayaan laut ini telah banyak yang rusak sehingga ikan-ikan telah pergi menjauhi pulau mencari rumah baru yang ramah bagi mereka. Hal ini pun berdampak pada pendapatan nelayan lokal itu sendiri, dimana pada saat ini para nelayan harus memacu katinting mereka beberapa mil keluar dari pulau untuk menangkap ikan.

Pulau batuatas yang dikelilingi oleh lautan luas ini sering merasakan kekurangan ikan, sangat tidak masuk akal tetapi ini merupakan hal yang nyata terjadi bahkan mulai memasuki intensitas yang rutin setiap tahunnya. Musim kekurangan ikan ini akan sangat terasa bila puncak musim angin timur dan musim angin barat menerpa lautan batuatas, ombak yang sangat tinggi dengan arus laut yang kuat membuat nelayan tidak berani turun kelaut untuk mencari ikan walaupun hanya untuk sekedar konsumsi mereka.

Sekarang masyarakat batuatas mendapatkan pembelajaran yang sangat berharga bagi mereka, pelarangan menangkap ikan dengan cara ilegal lambat laun mulai dipatuhi masyarakat. Namun semua itu telah terlambat, terumbu karang yang rusak ini baru akan pulih dengan sendirinya dalam beberapa dekade kedepan, mungkin saja generasi sekarang tidak akan pernah menikmati indahnya surga bawah laut yang mereka miliki.

Kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap kelestarian bawah laut mereka perlu dukungan dari pemerintah, Masyarakat perlu pelatihan dan pendampingan dalam proses revitalisasi terumbu karang ini, keinginan masyarakat dalam meremajakan terumbu karang harus segera ditindak lanjuti. Pulau batuatas sangat membutuhkan program revitalisasi terumbu karang oleh pemerintah sesegera mungkin agar imajinasi-imajinasi tadi bisa menjadi nyata dan dirasakan masyarakat.