Perjalanan dan Mendengar

Penulis: Asri Devi Yanty, 08 March 2022
image
Perjalanan Mendengar

Perjalanan dan Mendengar

Asri Devi Yanty


           Belajar, belajar lagi, belajar terus. Sebulan- dua bulan berlalu; detik, menit, jam dan harinya terus berganti. Tidak membohongi ini, aku masih banyak mengeluh, tapi aku juga semakin belajar, hal-hal berat jika dilalui dengan baik akan ringan juga. Mengeluh, tapi dikerjakan juga. Hal-hal ini yang akhirnya lagi-lagi buat aku bersyukur, bahwa semengeluh apapun kita pertolongan itu akan hadir juga. Aku makin percaya bahwa niat itu yang akan mengantarkan kita ke titik yang kita tuju.

           Hari terus berganti, perjalanan juga belum usai. Aku dan tim terus berpindah. Sejak November kemarin hidup kami nomaden, sadar tidak sadar kami jadi terbiasa. Berpindah berarti menemui karakter-karakter baru, berpindah berarti beradaptasi kembali, berpindah berarti sabar lagi, berpindah berarti bersyukur terus. Setelah hidup di kecamatan Ueesi dengan 5 desa, kami melanjutkan perjalanan menuju Kecamatan Uluwoi dengan target 4 desa dan Kecamatan Tinondo dengan 1 desa.

           Keadaan desa- desa di kecamatan Uluiwoi tak jauh berbeda dari Kecamatan Ueesi, mayoritasnya sama-sama bersuku Tolaki. Ini yang membuat kami tidak terlalu sulit untuk beradaptasi. Uniknya di salah satu desa di Kecamatan Uluiwoi yaitu desa Amololu, antar dusunnya dipisahkan oleh sungai, jadi ketika menuju dusun 2 kami harus mengambil jalan di desa tetangga yang melewati jembatan. Nah, karena tidak bertanya dan mengira perjalanan akan lumaya jauh, jadilah saya dan tim sampai ke Kabupaten tetangga, yaitu Kabupaten Konawe. Ini perjalanan yang cukup lucu sih, ketika melewati jembatan yang cukup besar tanpa sadar ternyata kami sudah berpindah Kabupaten.

           Di dusun 2 kami disambut oleh Bapak Sekdes Amololu Bapak Marlin namanya, kami disambut baik oleh Pak Marlin. Bercerita banyak hal dengan pak Marlin, dari hal serius tentang desa berlanjut dengan cerita guyonan bagaimana beliau bisa bertemu dengan istrinya. Hal-hal kecil seperti ini, mengobrol banyak hal juga membuat saya banyak belajar bahwa jadi pendengar yang baik itu memang diperlukan. Tidak perlu menceritakan banyak hal kepada orang tentang diri kita, bisa menjadi pendengar yang baik untuk orang lain saja sudah menjadi nilai plus untuk kita.