Yokaido Koha! Halo Anak-anak!

Penulis: Siti Nurjannah, 19 September 2022
image
Anak-anak setelah menggambar

Mei..mei… begitulah cara memanggil dalam bahasa Mee yang berarti kemari. Anak-anak yang dipanggil itu akan tertawa-tawa dengan tawa yang sangat khas dan hanya bisa ditemukan di daerah Papua. Anak yang sudah bisa berbahasa Indonesia sedikit-sedikit cukup mudah untuk berkomunikasi seperti menanyakan “Aki eka meimei?” yang berarti Siapa nama kamu?. “Ani eka Jen” artinya “Nama saya Jen”. Demikianlah perkenalan yang selalu saya lakukan setiap berkumpul dengan anak-anak yang baru bertemu di rumah atau pun di jalan.


Menghadapi anak-anak pemalu dibutuhkan ekstra usaha untuk mendekatinya. Mereka akan berlarian jika dipanggil atau didekati, dan saat kita lengah mereka akan tiba-tiba colek-colek. Bagian tersulitnya adalah berkomunikasi dengan anak-anak yang tidak bisa menggunakan bahasa Indonesia, biasanya anak yang sudah fasih berbahasa Indonesia atau siapapun yang mengerti berbahasa Indonesia bisa jadi penerjemah. Jika tidak ada penerjemah maka menggunakan bahasa isyarat, kalau masih tidak paham juga akhirnya hanya bisa saling tersenyum sebagai bahasa paling universal untuk menunjukkan perasaan positif kepada orang lain, kadang kami juga tergelak menertawakan ketidaktahuan masing-masing.


Bagaimana mencuri perhatian anak-anak pemalu ini? Kadang menggunakan alat seperti handphone atau mainan untuk pelajaran dan juga aktivitas menggambar serta mewarnai. Dengan itu mereka akan duduk tenang dan tertarik untuk duduk bersama-sama teman-temannya. Begitu selesai menggambar atau mewarnai anak-anak diminta untuk berdiri lalu bercuap-cuap sejenak tentang dirinya dan apa yang sudah dia gambar dan juga cita-citanya saat ini. Akankah harapan mereka untuk menjadi anak yang bermanfaat untuk dirinya sendiri, keluarga, masyarakat dan lingkungan suatu hari menjadi nyata? Dengan penuh harap saya turut berdoa agar dikabulkan oleh yang Maha Kuasa.