KILAS BALIK

Penulis: Ellyzabeth Christiany Nainggolan, 17 September 2022
image
Rumah Tinggal Patriot di Kampung

September haru. Rasanya haru merupakan tajuk yang tepat untuk menggambarkan bulan penghujung penugasan ini. Peristiwa demi peristiwa awal kedatangan terus berputar-putar di kepala.

“Ibu Guru, ko tidak usah kembali ke ko kampung”

“Ko tidak usah kembali, ko mengajar disini selamanya”

“Ibu Guru tinggal disini sudah, bikin kios kah”

“Elis, ko kawin dengan orang Papua sudah//sa ada pacar Mama, kasian de su tunggu lama// bisa putus toh, ko pacar yang di Jawa itu kas tinggal ko kawin disini”

“Ibu Guru, ko Mama, ko Kaka bawa kesini sudah, semua tinggal disini//Mama, sa lagi tidak ada tanah toh disini//ko tinggal di TK toh, bikin rumah tidak papa kita su bayar tanahnya juga mo”

“Elis, ko ini sa pu ade sunggu, sa rindu mati ko”

“Ibu Guru yang biasa panggil-panggil sa pu anak sekolah itu yang sa rindu mati”

“Elis ko kawin sudah dengan Magai, supaya ko tinggal disini”


Pernyataan-pernyataan ini membuat Patriot tak henti-hentinya berkata:

“Thank God!”


Kilas balik perjalanan Patriot menuju Dogiyai,


#Jayapura

Sesaat setelah tiba di Jayapura, kami yang masih aktif melihat dan mencari berita tentang Dogiyai secara sengaja melihat headline news:

"Sadis! Bupati Dogiyai menikam istri kelimanya"

Tanpa menunda waktu, kami bergegas menemui Kepala Dinas ESDM untuk melaporkan kedatangan Patriot.

"Pokoknya kalian jangan sampe jalan kaki ke Sukikai, EBTKE ini mau kas mati anak orang kah?"

"Kalau dong paksa harus survey ke daerah berbahaya, nanti sa telpon langsung Pak Dirjen EBTKE!"


#6 Desember 2022

"Papua Merdeka!"

"Indonesia no! Indonesia, musuh kami!"

"Kami bukan Merah Putih, kami Bintang Kejora"

Pagi itu sekitar jam 7 pagi, Patriot masih lelap dalam tidur spontan terbangun dan lari ke depan rumah. Demo Papua merdeka yang selama ini hanya dilihat melalui media, ternyata betul-betul nyata. Pengalaman pertama yang unforgetable!.


#Kebakaran Bulan Mei

Berikut rentetan kebakaran yang terjadi di Dogiyai pada bulan Mei:

3 Mei: Kompleks Pasar Moanemani (26 km dari desa live-in)

7 Mei: Kompleks Pasar Bomomani (basecamp jika Patriot di Distrik, 12 km dari desa live-in)

9 Mei: Deretan kios Idakebo (30 km dari desa live-in)

20 Mei: Rumah warga di Ekimanida (26 km dari desa live-in)

22 Mei: Rumah warga samping Polsek Moanemani (26 km dari desa live-in)

Faktanya, semua kebakaran ini terjadi di rumah/kios milik pendatang (non Papua). Walaupun belum diketahui pasti siapa pelakunya, diduga ini merupakan salah satu upaya untuk mengusir pendatang dari tanah Dogiyai. Kejadian ini cukup memilukan, sebab korban kebakaran di Bomomani ialah miik orang-orang yang sangat baik kepada kami. Bahkan salah satu kios yang terbakar adalah calon basecamp Patriot yang dipinjami. Kedekatan emosional terhadap para korban kebakaran membuat hati ini geram sekali!!


#Manusia Kapak

Ada baiknya membaca tulisan Manusia Kapak yang Patriot sudah diceritakan di ceriTalk sebelumnya supaya memahami konteks tulisan ini. Pada saat kejadian berlangsung, sebenarnya ada banyak orang yang lalu lalang. Ada sekitar 2 mobil dengan penumpang penuh dan kira-kira 5-7 motor melintasi lokasi kejadian. Tapi tak ada satu orangpun yang berhenti, turun dan menolong Patriot. Rasanya sakit sekali hati ini, sudah 9 bulan saya mengabdi tapi pengabdian itu tidak ada artinya. Mereka semua yang lewat adalah warga lokal atau orang Papua asli (OAP).

"Mas, maaf banget ya untuk urusan pre fs kalau harus ke Moanemani aku ga bisa bantu. Masih trauma banget buat lewatin lokasi kejadian" (ucap Patriot kepada Koordinator Wilayah Papua 1)

"Pokoknya aku ga bakalan mau ke Moane lagi! Dasar ya orang-orang aneh masa ga ada yang mau nolongin. Ini tempat emang gila! Pantes aja orang-orang ga ada yang bener-bener kerja disini"

"Biar aja itu fs gausah diurusin, biarin aja ni tempat ga maju-maju" (ucap Patriot kepada Tim Dogiyai)

Kurang dari 10 hari setelah selesai healing di Polsek, rasanya amarah ini sudah reda. Patriot pun kembali ke kampung, dengan segala treatment dengan bumbu ketulusan yang mereka beri. Ah, rasanya tidak adil kalau amarah itu, warga Kampung Piyakunu yang menanggungnya. Pelaku yang bahkan warga Piyakunu pun tak kenal. Patriot justru akan menjadi orang jahat kalau mendistribusikan dendam itu kepada orang di kampung. Tete manis tentu setuju toh?


Terima kasih, Dogiyai.