filosofi kebun di Tanah Miring

Penulis: Asdar, 14 September 2022
image
Pembukaan Lahan

Salah satu hal yang menarik lainnya yang orang papua lakukan adalah memilih lahan miring dalam bercocok tanam. Entah pengetahuan ku yang dangkal atau ini hal baru, dari bulan November 2021 sampai Januari 2022, penulis telah mendatangi 6 desa dengan berbagai karakter yang berbeda, namun memiliki gaya bertani yang sama, baik masyarakat yang ada di pegungan maupun yang pesisir. Dengan cara bertani yang unik, penulis menanyakan beberapa pertanyaan, saat berjalan menuju kebun.

“Mamah kenapa memilih lahan miring, kenapa bukan yang datar-datar saja?”

Di jawabnya dengan nada pelan diiringi senyuman manisinya “anak. Kalau kitorang ambil lahan yang datar, sa pu tulang belakang ini sakit, jadi kitorang ambil lahan yang miring supaya torang nanam bisa berdiri sambal nanam, tara usah jongkok”

Setiap kegiatan yang di lakukan masyarakat papua, memiliki manfaat bagi dirinya sendiri. Penulis sadar keterbatasan pengetahuan, merasa berisi padahal tonk kosong. Dari jawaban yang menarik penulis lanjut bertanya lagi.

“kenapa setiap habis panen, Babi-babi di masukan ke lahan kemudian buka lahan baru? kenapa gak dibersihkan lagi lalu ditanami kembali?”

Di saut oleh pace derek, iyo anak. Kitorang pindah-pindah berkebun, karena lahan su tidak bagus lagi, jadi babi-babi ini kitong kasi masuk supaya tanah kembali humus, dan tanaman subur kembali. Kitorang akan kembali kesini berkebun setelah pohon-pohon sudah besar.

Dengan cara berkebun seperti ini, bumi akan baik-baik saja, tak perlu takut kehabisan oksigen, tak perlu takut karbon, penggundulan hutan, banjir. Karena mereka tau yang baik dan benar untuk dirinya dan Bumi, mereka tak pernah tau namanya ekosistem namun mereka sangat paham cara merawat ekosistem di bumi. Padahal mereka tak memili ijazah, tak pernah duduk di bangku pendidikan, tapi mereka sangat paham betapa pentingnya bumi ini bagi dirinya.

Tak seperti sebagian orang disana yang memiliki pangkat menderek di bahunya, yang pernah duduk di bangku pendidikan, memiliki gelar DR. tapi tak tahu bagaimana merawat bumi, hmmm Manusia aneh.

Ahhh. Mereka tahu, buminya sudah tercemar (rusak) namun masih aja masa bodoh. Mungkin karena mengandalkan uangnya yang mampu membeli segalanya, padahal ada yang gratis. Hehehe manusia aneh.