Bumi (wonua)

Penulis: Mesa Saputra, 03 September 2022
image
Harapan

Di bulan ini penuh kemeriahan yang saya rasakan di desa live in karena pada bulan ini negeri ini Kembali merayakan kemerdekaanya yang kesekian kalinya tapi ada sesuatu yang menarik saya untuk berpikir lebih tentang polah asuh anak di Pulau Sagori, bukan maksudku untuk berpikir seolah apa yang aku pikirkan mengguri orang tua tentang pola asuh pada anak – anak disini, hal inilah yang kerap menggangguku kenapa hal ini bisa terjadi. Bagiku orang tua hanya tau tentang sebatas sakit pisik yang di alami anak anak, lebih dari itu anak – anak mengalami pola mental yang tertinggal cukup jauh dari anak – anak pulau besar (Pulau kabaena), penyebab utama terjadi penyimpangan adalah bagaimana mendidik anak yang baik bukan tentang memberi mereka makan, perlindungan berupa rumah, ada hal jauh berarti yang perlu orang tua lakukan tentang mental anak - anak mereka untuk lebih berani melihat dunia, menggapai mimpi anak - anak disini.

Sedangkan pembelajaran tentang penyakit mental itu sendiri sering di abaikan karena orang tua sendiri juga tidak mengetahui bagaimana memberi pengetahuan tentang penyakit mental. Terkadang juga orang tua berpikir mereka sudah menjalankan fungsi orang tua dengan benar. Dengan cukup memberi cukup makan, merawat, dan menyekolahkan mereka, tapi mengabaikan setiap proses anak tanpa ada pengawasan yang lebih untuk anak, yang mereka beri hanya memberi tanpa porsi yang cukup untuk anak tanpa ada pengawasan kepada anak – anak mereka, hal inilah yang menjadi salah satu faktor kenapa anak – anak di pulau cukup jauh tertinggal di bidang Pendidikan, sosial, teknologi, dan mental untuk lebih berani melihat dunia.

Proses ini akan berlangsung sampai dewasa yang akaan berdampak kurang baik untuk anak anak disini. Dalam memustukan sesuatu akan sulit berpikir jernih dan malah akan mudah di bodohi oleh masyarakat luar, Menjadi bagian dari mereka membuat diri ini sadar bahwa ini perlu unntuk di perbaiki, supaya untuk bagian dari hidup mereka akan selalu ada harapan untuk masyarakat desa untuk lebih baik kedepanya. Mungkin memang butuh waktu dalam hal pemberdaya tidaklah cukup waktu dalam 1 tahun untuk melakukan pemberdayaan dengan harapan untuk menjadi masyarakat yang lebih sejahtera.

Terkadang juga hal ini yang membebankan diri apakah dalam masa pedamping desa ini. Hal yang sering ditanya pada diri sendiri apakah aku membawa hal baik untuk masyarakat desa atau sebaliknya, hal ini pula yang bermunculan dalam diri tentang pertanyaan sedemikian rupa apakah diriku membawa perubahan atau hanya membawa hal yang menurut mereka tabuh untuk di ikuti, tapi aku berharap untuk selalu optimis bahwa hari esok akan menjadi hari yang lebih baik dari hari sekarang.

Selama dikasih kesempatan untuk menyelam dikehidupan mereka, selalu ada harapan di setiap langkah. Untuk mencapai proses menjadi manusia yang hidup bukan yang hidup tapi tak hidup. Proses yang cukup mendewasakan diri dalam membentukan keperibadian yang lebih baik. Proses ini juga merupakan kode dari alam bahwa semakin menjalani kehidupan didepan tu bakalan lebih rumit dan lebih berat kita hanya didik untuk lebih kuat untuk mengatasinya. Proses di desa banyak membantu diri sendiri ketimbang membantu warga sendiri, bagaimana saya di paksa untuk beradaptasi sedimikian arif sama kehidupan mereka, berlajar tentang lapang dada, melepas yang memang bukan untuk diri, bersabar akan keadaan budaya, adat istiadat dan bahasa yang berbeda tetapi dari itu semua aku belajar tentang proses.

Sering banget memperhatikan ritme hidup yang sangat jauh berbeda yang dulu kujalani dengan yang sekarang, lebih banyak membumi untuk lebih banyak belajar pasion desa yang mendewasakan diri. Selalu ada harapan untuk hari hari berikut bahwa akan selalu ada senyuman disetiap waktu untuk mencapai to the moon.





and every time they

try to make you feel unworthy,

just go towards yourself, choose to

love yourself more, and build such an

unshakeable bond with your worth,

that there's just nothing they can ever do

take you away from it