Omong Adat Orang Sumba: Bisa Dari Pagi Ketemu Pagi Lagi

Penulis: Kartika Kusumaningrum, 02 September 2022
image
Menunggu Keputusan Adat

Orang Sumba sangat menjunjung tinggi adat dan budaya. Kedua hal tersebut merupakan ciri khas yang lekat dengan kehidupan masyarakatnya. Segala sesuatunya, dalam kehidupan, senantiasa memiliki adat istiadatnya sendiri, termasuk adat kawin-mawin. Tradisi Sumba mengenal istilah Omong Adat sebagai salah satu langkah yang harus dilakukan ketika perempuan dan laki-laki akan melaksanakan pernikahan. Patriot berkesempatan untuk bisa mengikuti serangkaian prosesi adat ini dari beberapa rangkaian prosesi yang lainnya.


Omong Adat ini dilaksanakan sebanyak 3-5 kali, tergantung dari kesepakatan keluarga kedua mempelai. Pada kesempatan ini, keluarga kedua mempelai menyepakati akan melaksanakan Omong Adat sebanyak 4 kali. Pengertian waktu pelaksanaan kegiatan Omong Adat bagi tiap-tiap orang Sumba itu berbeda. Jika di Sumba Timur dan Sumba Tengah, mereka biasa mengadakan Omong Adat di malam hari, sementara untuk wilayah Sumba Barat maupun Barat Daya memiliki anggapan bahwaa tidak apa-apa melakukannya di siang hari.


Acara Omong Adat ini biasanya membahas mengenai apa dan bagaimana kesepakatan tentang pelaksanaan tata cara perkawinan antar kedua keluarga mempelai. Mempelai pria akan mengirimkan juru bicaranya untuk bertemu dengan juru bicara mempelai wanita. Hal-hal yang dibahas berkaitan tentang berapa banyak hewan ternak yang disepakati untuk diberikan kepada calon mempelai wanita oleh calon mempelai pria serta apa saja yang akan disediakan oleh calon mempelai wanita bagi mempelai laki-lakinya. Obrolan tentang ini biasanya bisa berlangsung dari malam hingga pagi tergantung apakah obrolan pada saat itu bisa cepat untuk bertemu dengan kesimpulannya atau tidak.


Selain obrolan yang bisa sampai pagi hari, para undangan yang hadir tidak bisa makan dan minum saat obrolan belum mencapai kesepakatan. Kalau pagi hari baru bertemu dengan kesepakatannya, baru saat itu juga mereka dapat makan dan minum. Setiap undangan yang hadir pun wajib memakai pakaian adat, seperti tamu undangan laki-laki wajib memakai kain dan tamu undangan perempuan wajib memakai sarung adat. Hal ini sebagai cermin bahwa acara yang dilakukan memang benar-benar acara yang sarat akan nilai-nilai adat dan budaya Sumba.


Obrolan ini pada setiap kali pelaksanaannya akan membahas topik yang berbeda, seperti sebuah rapat yang membahas keputusan-keputusan yang sebelumnya, seperti juga obrolan yang bersambung. Pada malam terakhir pelaksanaannya diharapkan kesepakatan keseluruhan rangkaian persiapan adat pernikahan sudah dapat diketahui.