35.000 ft di Langit UPG - MKQ

Penulis: La Ode Muhammad Inulsah, 13 August 2022
image
Merauke, Kami Datang...

Pagi yang sangat cerah untuk sebuah aktivitas penerbangan. Mungkin, cuaca seperti ini menjadi favorit pilot dan co-pilot, dua orang sang pengendali burung besi. Sampai saya menuliskan cerita dalam perjalanan ini, tidak pernah sebelumnya terlintas dihati dan pikiran saya untuk berkunjung di Pulau paling timur Negara Kesatuan Republik Indonesia, pulau yang memiliki banyak sekali sumber daya alam yang berlimpah didalamnya. Tetapi, lewat program Patriot Energi 2021, Allah Subhanahu Wa Ta’ala memilih saya menjadi satu diantara sekian patriot yang akan mengabdikan hidupnya selama satu tahun kedepan di Bumi Cendrawasih.


Mappi, sebuah kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Merauke yang menjadi lokasi penugasan saya. Mendengar namanya pun adalah hal baru buat saya. Jujur, sebelum diadakan pengumuman lokasi penugasan di Aula IBEKA Panaruban pada Rabu, 27 Oktober 2021, saya sangat menginginkan untuk ditempatkan di Provinsi Nusa Tenggara Timur. NTT adalah daerah yang sangat ingin saya kunjungi ketika menyelesaikan kuliah, entah kenapa, menurut saya NTT itu menarik, saya sangat ingin kesana. Disini saya tidak bisa membeberkan alasan lain kenapa saya menginginkan NTT.


Badan saya seketika lemas (well, mungkin ini terkesan lebay atau apalah, tetapi faktanya seperti itu) ketika melihat nama dan foto saya terpampang jelas didalam daftar patriot yang akan ditugaskan di Mappi. Bukan tanpa alasan, ketika mendengar Kata “Papua”, hal-hal negatif seketika terlintas dalam benak diri. Konflik, penyakit endemik malaria, pembunuhan, teroris KKB, tidak bisa saya palingkan dari pikiran saya. Ditambah lagi, kecemasan memikirkan orang tua di Sulawesi yang juga berharap agar anak bungsunya ini tidak ditempatkan di papua. Tetapi, Qadarullah, hal seperti ini tidak bisa saya tolak dan hindari. Berusaha untuk menghibur diri, meyakinkan diri dan percaya jika dengan pertolongan-Nya, semua akan baik-baik saja.


Setelah pengumuman, lantas saya langsung menelepon Ibu untuk mengabarkan tentang hasil pembagian lokasi penempatan. Meskipun respon beliau terkesan menerima hasilnya, tetapi saya tahu betul bagaimana perasaannya yang sebenarnya. Khawatir dengan anaknya selama disana nantinya, aman kah disana, baik-baik kah warga lokal disana, saya yakin pertanyaan-pertanyaan seperti itu muncul dipikiran ibu saya, meskipun hal itu tidak diungkapkan langsung oleh beliau.


Hari-hari sebelum keberangkatan, saya menyibukkan diri untuk mencari tahu lebih dalam tentang Kabupaten Mappi, bagaimana cara mengakses daerah itu, tentang alamnya, tentang masyarakat-masyarakatnya, tentang sukunya, tentang makanannya, semuanya saya ingin tahu. Hingga akhirnya kami sampai dihari terakhir pelatihan program Patriot Energi 2021 yang diadakan 03 November 2021 di Bukit Santiong Paralayang Subang dengan pemandangan kebun teh disekelilingnya yang tidak jauh dari Asrama IBEKA. Saat sampai diujung acara dengan menyanyikan lagu “Syukur” bersama-sama dan bersalam-salaman antar semuanya, hal itu merupakan momen yang mengharukan. Ketika melihat Pak Is menyalami kami 98 Patriot satu persatu dengan mata berkaca-kaca sembari menyemangati “anak-anaknya”, itu momen yang bikin merinding. Tidak sedikit dari Patriot yang juga ikut meneteskan air mata dipagi itu, menandakan perpisahan dengan Panaruban sebentar lagi akan dilaksanakan.


Akhirnya setelah acara selesai para patriot diberangkatkan ke Tangerang untuk persiapan keberangkatan. Ada yang langsung menuju bandara, ada pula yang singgah sebentar di Hotel untuk menunggu jadwal keberangkatan. Kami yang berangkat tujuan Merauke dijadwalkan terbang Pukul 02.55 dini hari menggunakan Maskapai Batik Air A320. Setelah menunggu beberapa jam di hotel, tiba saatnya kami berangkat ke Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta. Pesawat take off menuju Makassar dengan baik dan lancar, Alhamdulillah. Waktu dipesawat kami gunakan untuk tidur, mengistirahatkan badan kami yang cukup lelah dengan aktivitas beberapa hari terakhir. Waktu demi waktu berlalu, ketika melihat ke arah luar jendela yang sudah mulai terang, tandanya sebentar lagi kami akan tiba di “Kota Daeng”. Sebelum landing, banyak penumpang Muslim yang menyempatkan diri untuk Shalat Subuh dalam posisi duduk didalam pesawat. Maa Syaa Allaah, sudah sepantasnya seperti itu, mau sesibuk apapun kewajiban tetaplah harus dijalankan. Pesawat mendarat dengan mulus di Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar di Kabupaten Maros. Kami singgah sebentar di kota ini untuk transit sebelum melanjutkan penerbangan ke Merauke.


Didalam perjalanan menuju Merauke, saya menyempatkan diri untuk menulis cerita ini untuk di publish dalam cerita Kabar Patriot. Kami terbang diketinggian 35 ribu kaki diatas permukaan laut dengan cuaca yang cukup cerah. Penerbangan ke Merauke dari Makassar ditempuh dalam waktu 3 jam lebih 20 menit. Saat sudah memasuki wilayah Indonesia Timur, tiba-tiba cuaca berubah menjadi sedikit mendung. Pesawat yang kami tumpangi juga mulai sering “goyang” ketika menabrak awan hitam diluar sana. Tanda untuk kembali mengenakan sabuk pengaman pun diaktifkan dan penumpang diharuskan untuk semuanya kembali duduk.


Kabarnya, Kota Merauke hari itu sedang hujan untuk pertama kalinya setelah beberapa lama. Pada akhirnya, setelah menempuh perjalanan panjang dari Subang, kami rombongan Tim Papua 3 mendarat di Bandar Udara Mopah dan bersiap untuk memulai Petualangan 12 Purnama di Bumi Anim-Ha.


-Ditulis Oleh Laode, November 2021-