APDAL Su Tiba, Baru Alat Cas Kapan Datang ?

Penulis: La Ode Muhammad Inulsah, 07 August 2022
image
Salah seorang warga membantu memindahkan Box APDAL dari Kapal ke Gudang

Sabtu, 09 Juli 2022 merupakan hari yang paling berkesan selama saya live in disebuah kampung tua di Distrik Passue, yakni Kampung Menya. Sedikit cerita dari kampung ini, Menya adalah sebuah kampung yang berada di aliran Kali Wildeman/Passue yang dihuni oleh hampir 1000 jiwa masyarakat yang bersuku auyu. Suku Auyu merupakan sebuah suku dalam jumlah besar yang menghuni kawasan Bagian Selatan Papua yang disebut Anim-Ha. Kampung Menya adalah satu dari lima kampung di Kabupaten Mappi yang menerima bantuan pengadaan APDAL/IRAS/SPEL dari Pemerintah pada tahun anggaran 2022.


Hari ini, 146 unit APDAL lengkap dengan IRAS nya yang sudah lama dinanti-nantikan akhirnya tiba. Selama live in beberapa bulan ini, saya tak henti-hentinya mendapatkan pertanyaan dari masyarakat seperti : “Pak Guru, tong pu lampu kapan tiba kah ?, masih lama kah ?, adoh, pak guru su mo pulang ini baru lampu belum datang, tong pu kampung gelap terus kalo malam”. Itulah sedikit dari banyaknya kalimat keluhan dan pertanyaan masyarakat kepada saya pribadi selaku patriot yang tinggal bersama mereka. Wajar saja, masyarakat Kampung Menya sudah menunggu sangat lama untuk bisa mendapatkan penerangan, dan hari ini mungkin adalah hari yang mereka nanti-nantikan. Oh iya, masyarakat memanggil saya dengan sebutan Pak Guru, itu semua dikarenakan saya di kampung ini juga aktif dalam kegiatan mengajar anak-anak di sekolah, itulah kenapa sampai hari ini panggilan Pak Guru melekat pada diri saya.


Ok, langsung saja kita bercerita. Pagi itu, ketika jam menunjukkan Pukul 09.00 WIT, Kapal yang membawa patriot beserta kontraktor APDAL, dan tentunya Ratusan Karton yang berisikan APDAL lengkap dengan IRAS nya tiba di Dermaga besar Kampung Menya. Saat itu juga, masyarakat dari mulai anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia menyambut kami dengan penuh suka cita. Ketika kapal sudah parkir dengan sempurna, langsung saja saya meminta kepada Bapak Kepala Kampung Menya, yakni Bapak Wilhelmus Gagermatahai untuk menginstruksikan kepada warga agar membantu dalam proses pemindahan barang dari kapal ke gudang. Hari ini patriot dan kontraktor belum akan melakukan pembagian apalagi penginstalasian IRAS nya, tetapi hanya menyimpannya terlebih dahulu barulah pada tanggal 13 Juli nanti akan mulai dilakukan pemasangan. Lokasi penyimpanan APDAL di Menya kami putuskan berada di kediaman patriot sendiri yang berada tidak jauh dari dermaga agar APDAL/IRAS tersebut berada dalam kontrol patriot.


Hari itu juga, Patriot menyaksikan raut wajah yang sangat bahagia dari masyarakat, juga gotong royong dalam mengangkat APDAL/IRAS untuk dipindahkan ke dalam ruang penyimpanannya. Tua, muda, dan anak-anak semua bahu membahu memikul barang tersebut. Pemandangan seperti itu entah kenapa membuat saya terharu, Masyarakat Papua pedalaman budaya gotong royongnya masih sangat kental, apalagi ini untuk kebutuhan masyarakat itu sendiri, mereka mengangkat barang tersebut dengan semangatnya tanpa mengharapkan imbalan, karena di Kampung lain ada banyak sekali warganya yang jika melakukan sesuatu harus ada imbalannya, meskipun hal tersebut untuk kebutuhan kampung itu sendiri. Tidak sedikit saya mendapatkan dan mendengar cerita-cerita seperti itu. Tetapi, di Kampung Menya ini berbeda sekali, Alhamdulillah, ucapku didalam hati.


Proses pemindahan barang dari Kapal ke ruang penyimpanannya selesai sekitar Pukul 11.15 WIT. Setelah selesai, saya selaku patriot berbicara empat mata dengan Bapak Kepala Kampung. Kurang lebih pembicaraan waktu itu membahas tentang rencana pemasangan dan SPEL, yakni alat cas. Hari ini kami hanya mendatangkan APDAL/IRAS nya terlebih dahulu, SPEL nya mungkin saja akan menyusul Bulan Agustus nanti jika tidak ada halangan atau pembaharuan jadwal dari pihak PLN Merauke.


“Adoh anak, ini berarti tong belum bisa pake APDAL nya kah ?” Baru, alat cas kapan dong mau bawa ke Menya ?”. saya pun menjelaskan ke beliau, jika APDAL/Penerangan masyarakat sudah bisa gunakan, hanya saja harus memakainya sehemat mungkin, belum bisa menghidupkan semua balon lampu dulu agar bisa masyarakat pakai dalam waktu yang lama sembari menunggu kedatangan alat cas/SPEL. Pesan ini saya minta kepada Bapak Kampung untuk meneruskannya kepada masyarakat, karena saya harus bergegas untuk kembali ke Kapal menuju lokasi drop barang di kampung selanjutnya, yakni Kampung Toghompatu.


Akhirnya, setelah berpamitan dengan Kepala Kampung dan warga, kami semua langsung kembali ke Kapal untuk menuju Toghompatu. Di dermaga ratusan warga menyaksikan kami saat pamit, lambaian tangan mereka mengakhiri perpisahan kami hari itu. Kepada masyarakat Kampung Menya, sampai ketemu di tanggal 13 Juli, kita kembali untuk memulai pemasangan.


Salam, Patriot Laode:)