Penerangan itu Jadi Kabutuhan

Penulis: Ravika Lisa Indra, 31 July 2022
image
Bantuan LTSHE Kementrian ESDM

Kabupaten Sumba Timur merupakan kabupaten yang luassnya mencapai 7.000,50 km2, dengan jumlah penduduka mencapai 248.846 jiwa. Sumba Timur merupakan Kabupaten terluas di pulau Sumba, dibandingkan dengan Kabupaten Sumba Barat, Sumba Barat Daya dan Sumba Tengah. Dengan bentangan alam mulai dari sabana (padang) luas, perbukitan, lembah/lereng dan daerah pantai, sehingga penyebaran penduduk di Sumba Timur sangat luas sekali.

Setelah saya berkeliling dibeberapa desa di Kabupaten Sumba Timur, tenyata memang sangat ditemukan bahwa wilayah yang sangat luas dan penyebaran penduduk yang sangat tidak merata sehingga menjadikan Sumba Timur daerah dalam tahap proses pembangunan dan pengembangan. Banyak masyarakat yang menghuni puncak-puncak bukit, lereng-lereng bukit, hal ini dikarena mereka disana untuk memelihara dan memantau pergerakan ternak maupun ladang yang dimiliki.

Meskipun hidup jauh dari keramaian, masyarakat selalu merasa aman untuk tinggal ditempat yang dihuninya dari turun temurun, dari generasi nenek moyangnya. Hidup dengan tidak ada penerangan maupun jaringan komunikasi, tetap memberikan penghidupan yang layak bagi masyarakat. Meskipun terkadang mereka ingin juga mendapatkan perlakukan yang sama antara masyarakat kota dengan tempat mereka hidup.

Penerangan sehari-hari dulu sampai sekarang mereka lakukan dengan menggunakan pelita (lampu minyak tanah), yang terkadang juga memberikan ketakutan akan kebakaran dan rumah menjadi hitam karena asap yang menggepul. Tetapi seiring berkebangnya zaman mereka mulai mendapatkan bantuan penerangan baik dari kemantrian ESDM maupun pemerintah setempat menggunakan lampu solar sel atau diesel, dan juga sudah memiliki kesadaran untuk berusaha mengadakan penerangan dengan sendiri dengan aki.

Masyarakat sangat bersyukur dengan bantuan penerangan yang didapatkannya, karena dengan bantuan tersebut mereka sudah bisa mengurangi biaya pembeliaan bahan bakar minyak tanah/solar, dan mereka tidak takut akan resiko kebakaran. Selain itu dengan bantuan lampu ini, masyarakat sudah mulai melakukan aktivitas malam seperti pembuatan anyaman dan anak-anak sudah bisa belajar dimalam hari. Bantuan penerangan kalau dirawat akan awt digunakan, tetapi jika tidak dirawat dan digunakan dengan baik maka akan cepat rusak. Dengan kesadaran yang tinggi masyarakat sudah menjadikan prioritas utama penerangan dalam kehidupan sehari-hari.