Rembulan yang datang kembali

Penulis: Muchammad Muhlis, 19 July 2022
image
Remang remang

Rembulan Yang Hadir Kembali

Muchamad Muhlis


Langit hitam, gemuruh membawaku pada luka dan ingatan. Aku melangkah maju pada sebuah keyakinan yang masih dipertanyakan. Tapak ini terus melangkah, urat kakiku sudah tak lagi terlihat karena perjalanan ini sudah biasa. Di antara pohon-pohon aku merasa alam akan membawaku pada hal baru. Perjalanan baru yang masih penuh tanda tanya. Aku yang hanya sosok yang penuh ketakutan mencoba membangkitkan banyangku untuk melindungi diriku sendiri.

Aku melihat rumah-rumah itu, dengan kertas denah saya seperti sebuah pertualang dalam perjalanan penuh tantanga, yahh akhirnya aku menemukanmu. Rumah itu aku merasakan sebuah kehangatan. Aku adalah sosok perasa, radar itu jelas terasa, aku yakin ada pahlawan yang siap membawa aku menuju tempat rahasia yang ada disini. kita diam-diam bersembunyi, bermain petak umpet atau hanya memandang langit sore.  

Aku belum belum pernah mendapatkannya, seperti rindu yang lama hilang dan kini hadir dalam sebuah gambaran yang nyata. Aku takut ketika aku mengenggamnya begitu dalam ia kembali lepas dan saya harus merasakan sakit kesekian kalinya. Ini seperti kembali ke rumah, rumah yang selama ini menghilang entah kemana. Rumah lamaku kosong begitu pula diriku.

Disini aku menemukan rumah baru, induk semangku seperti masa dimana aku masih bersama kedua orang tuaku. Aku seperti dibawa nostalgia ketika saya harus bersama ke sawah untuk memetik sayuran, itu aku alami di masa kecil dan kini aku kembali merasakannya. Kekuatan itu hadir dari situ membuat ingatanku berputar dan memori masa lalu membangkitkan jiwaku yang selama ini lesu. Selanjutnya saya memasakan bersama ibu dari induk semang. Senyuman itu dan rasa itu seperti mengalir dalam setiap masakan yang ada. kegiatan sederhana ini membuat kehangatan yang jarang saya alami.

Angin mengores kulitku perlahan, angin disini tidak dingin namun hati saya masih terasa dingin untuk menerima semuanya. Aku serasa ingin memejamkan mata lebih cepat karena aku merasa ini seperti sebuah perjalanan mimpi dimana aku tidak ingin menyentuhnya. Induk semang yang ada seperti membuat saya tersadar bahwa hidup harus terus melangkah, dan akan banyak orang baik yang akan menjagamu. Kamu tidak sendirian dan alam pasti akan melindungimu.