Kisah Patriot Energi III: Sintang Kebanjiran

Penulis: Admin, 23 December 2021
image
@Sintang

Penulis: Mustafa Afror

Keberangkatan kami yaitu tangal 8 november 2021 dari Pontianak menuju Kabupaten Sintang menggunakan bus damri. Sesampainya di sintang kami kesulitan mencari penginapan karna banyak hotel yang penuh dan sampai nya kami di hotel sudah pagi yaitu jam 12 malam.keliling mencari hotel tetap penuh akhirnya kami mencari kost kos an untuk mnginap sampai kondisi memang lebih aman dan banjir sudah surut. Kehidupan 2 hari di kost kost pengungsian disintang membuat pikiran jenuh dan bathin membara, kenapa hanya berdiam, kenapa tidak berbuat sesuatu yg bisa membantu walaupun hanya sedikit? Itu gemaan dalam pemikiran ku dan kawan kawan,Perjalanan sunyi saya dan team sintang bersama Ani dan Ala dimulai. Titik temu kita temui dan akhirnya kita putuskan untuk bergabung dengan team BKSD dengan team ofroadnya untuk menyalurkan bantuan kepada warga Sintang sekitar berupa sembako, obat obatan. Kita harus flexsible dalam mengambil keputusan dan beresiko. Beresiko karna ada desa yang jauh dari pusat kabupaten sintang dan kita harus tempuh banjir memakai long bood (perahu) dengan kenyataan bahwa ke 2 kawan saya tidak bisa berenang dan long bod pun tak ada pelamung. Ditambah kondisi menuju desa baru buka jalur untung long bot dalam artian masih melewati dan menebas pohon untuk membuka jalur. Perjalanan 2 jam perjalanan sekali pergi untuk mencapai desa, desa itu adalah desa telaga 2.

 

Perjalanan untuk ambil bangian untuk indonesia ku yang berjuang dan bertahan saat alam sudah tidak bersahabat lagi. Banjir sintang sudah 1 bulan lamanya, membuat hati pilu melihat kondisi kehidupan masyarakat. Ditanggal 16 january 2021 team patriot sintang harus berpisah di kabupaten walaupun akhirnya Cuma aku sendiri yang pisah dari team menuju kecamatan yang di tuju. Hmm.. Ala dan Ani satu team menuju serawai dan desa ambalau karna memang satu arah tujuannya berbeda dengan ketungau tegah.

 

Sampai jumpa bulan depan team di kabupaten jika Allah merestui dan kita semua dalam keadaan sehat dan aman. Sore pukul 17.00 Wib akhirnya saya sampai di kecamatan Ketungau Tengah setelah hampir seharian berkelana di atas speed boad, dalam keadaan sungai kapuas yang masih meluap dan belum menyusutkan airnya. Tempat tinggal dan orang yang di kenal di kecamatan ini tak ada satu pun, meski sebelumnya sudah lobby dengan pemerintah kecamatan untuk tempat tinggal namun lobby gagal karna memang tidak ada tempat kosong untuk istirahat, akhirnya penginapan jalan satu satunya.

Besok paginya kamis tanggal 17 january 2021 saya jumpa camat Ketungau Tengah dan saling berkomunikasi dan naksud kedatangan saya. Saya orangnya tidak sabaran dan penasaran siang nya saya putuskan untuk turun ke desa melihat secara langsung kondisi PLTS yang dibangun tahun 2014.

Sore Desa Bagelang Jaya sudah menyambut dengan senjanya, alhamdulillah akhirnya sampai di desa ini setelah perjalanan yang lumanyan jauh dan melewayi jalan tanah dan rusak. Akhirnya bisa menjejak kan langkah di desa ini.

Tanggal 18 Novber 2021 saya langsung melihat ke lokasi untuk mengetahui kondisi PLTS apakah masih memberikan cahaya jika malam hari sudah menyapa bagi warga. Hmm, cukup mengejutkan bagi saya, rumah pembangkit sudah jadi rumah pribadi, modul panelnya sudah tinggal rangka, saya bertanya tanya kok bisa? Saya langsung tanyakan langsung, alasan warga membongkar modul karna daripada barang itu menjadi bangkai dan mendingam barang itu di bangikan ke tiap masayrakat dan di pasang di rumah masing masing. Yo wish lah pikir ku, ya harus bagaimana lan?