Kisah Patriot Energi III: Perjalanan Modal Kertas

Penulis: Admin, 23 December 2021
image
Patriot Energi wilayah Sulteng

Penulis: Ida Ayu Divine Silverria

Bersama Citilink pagi itu hari Kamis, tanggal 4 November 2021, pukul 03.05 WIB, dengan rute penerbangan Jakarta-Palu (CGK-PLW) kedua tim dengan lokasi penempatan yang berbeda yaitu Kabupaten Banggai dan Banggai Laut berangkat dengan penuh keyakinan untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai seorang patriot.

Tepat 3 jam 35 menit pesawat mendarat dan telah tiba di jantung kota Sulawesi Tengah, Palu. Saya bersama ketiga patriot lainnya yaitu Muhamad Dicki Aulia yang merupakan rekan satu tim penempatan di Kabupaten Banggai Laut, serta Eli Indrawati dan Meriani Zebua yang merupakan tim lain yang mendapat lokasi penempatan di Kabupaten Banggai pergi menuju tempat singgah atau penginapan pertama di Provinsi. Untuk tim Banggai Laut mendapat tempat singgah di keluarga rekan patriot kami yaitu Natalia Mali sedangkan tim Banggai menginap di salah satu hotel yang jaraknya dekat dengan wilayah pusat perkantoran.

Agenda yang kami rencanakan selama kurang lebih 3 hari selama di Provinsi adalah berkoordinasi dengan beberapa instansi pemerintah daerah setempat yang terkait dengan lingkup kerja kami seperti Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Sulawesi Tengah, Kantor Gubernur, dan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BASARNAS). Selain itu kami juga melakukan komunikasi secara personal dengan salah satu staff TNI-AD unit Intel yaitu Sertu Fergiawan terkait pengarahan instansi militer maupun keamanan yang harus kami hubungi untuk berkoordinasi atas kedatangan dan tujuan kami dilapangan.

Hari Sabtu tanggal 6 November 2021, perjalanan dilanjutkan menuju ke lokasi transit kedua yaitu Luwuk. Kami mendapatkan jadwal penerbangan pada pukul 13.10 WITA dan sampai di Bandara Syukuran Aminudin Amir (Bubung) tepat pada pukul 14.20 WITA. Pada momen ini kami khususnya saya merasa sangat takjub dan sangat bersyukur atas segala jalan yang Tuhan berikan dimana tidak pernah terlintas bagaimana saya kedepan harus melangkah ataupun singgah dalam masa penugasan yang hanya bermodalkan secarik kertas yang bertuliskan “Surat Tugas” dari Panaruban.

Sore itu kondisi panas dan gerah kota Luwuk langsung terasa mulai dari kami menginjakkan kaki di bandara yang ternyata akibat dari posisi matahari yang menuju equator, suhu permukaan laut, serta kelembapan udara yang rendah. Disamping itu dengan segala keterbatasan jaringan komunikasi akibat pemadaman listrik kami menunggu sesosok penyelamat hidup kami yang pertama, siapakah gerangan dia atau mereka ? ya tidak lain dan bukan mereka adalah rekan – rekan BASARNAS Luwuk. Masih teringat jelas kegelisahan itu, apakah modal kertas kami akan benar – benar bermanfaat dalam perjalanan awal ini, dan ternyata terjawablah sudah dengan datangnya seorang laki – laki paruh baya berperawakan gagah yang turun dari mobilnya dan bertanya pada kami “BASARNAS ?” yang kemudian kami memanggilnya bang Imam.

Mungkin sedikit cerita singkat bagaimana salah satu keajaiban itu dapat terjadi. Satu hari sebelumnya tepatnya pada hari Jum’at beberapa jam sebelum dikumandangkannya adzan Dzuhur yang juga bertepatan dengan kewajiban sholat Jum’at bagi laki – laki, saya dan rekan 1 tim Banggai laut Dicki sempat berkeluh kesah tentang bagaimana nasib kami diperjalanan selanjutnya karena kami sama sekali tidak ada ide bagaimana kedepannya untuk melangsungkan tugas kepatriotan kami ini, dengan spontan dan penuh kepasrahan diatas motor saya mengatakan bismillah saja pasti akan ada jalan entah seperti apa, yang kemudian kami diarahkan oleh Tuhan menuju kantor BASARNAS Palu dan bertemu dengan Bapak Wibowo yang menempati posisi Kasubag. Umum, dan selanjutnya mungkin dapat diperkirakan percakapan seperti apa yang terjadi.

Hampir kurang lebih 1 minggu kami mendapat tumpangan tempat untuk tinggal di kantor BASARNAS Luwuk, sekaligus mendapat pencerahan terkait kondisi serta gambaran umum lokasi penempatan kami yang merupakan wilayah kepulauan serta bagaimana prosedur keselamatan dengan medan yang 70% perairan laut dalam. Selain itu kegiatan utama yang kami lakukan disana kurang lebih sama yaitu berkoordinasi dengan instansi terkait seperti Cabang Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), kantor Bupati Banggai, kantor PLN UP 3 Luwuk, Pos TNI-AL, dan Kodim 1308.

Demikian cerita patriot untuk bulan November ini, perjalanan selanjutnya akan disambung pada bulan selanjutnya.