Setelah Enam Bulan (Sebuah Refleksi)

Penulis: Hapsari Damayanti, 12 May 2022
image
Semoga bisa kuat hingga akhir

Tak terasa sudah hampir enam bulan, saya menjalani penugasan di Patriot Energi. Semenjak terjun ke lapangan untuk survei hingga penempatan atau live in ternyata waktu berjalan sangat cepat. Tentu ukuran ‘sangat cepat’ itu sungguh relatif. Tentu juga, banyak hal yang saya temukan sampai saat ini.

Hari demi hari yang awalnya menjalani dengan rasa tak yakin apakah saya bisa, nyatanya saya bisa. Menjalani hari dengan penuh ketidakpastian ternyata menyenangkan. Menurunkan ekspetasi atau bahkan tidak berharap apa yang akan terjadi pun mengajarkan saya untuk bagaimana mengelola perasaan.

Namun saya punya prinsip, bahwa menemukan hal-hal yang buruk atau baik memberikan kita bahwa hidup ini sejatinya adalah pembelajaran terus menerus. Selain itu, saya berusaha merekam hal-hal baik yang diberikan kepada saya selama di lapangan sampai saat ini.

Hidup di desa yang cukup lama kemarin mengajarkan saya bahwa masyarakat perlu disapa, ingin didengarkan dan kita duduk bersama. Bahwa sejatinya saya yang belajar, tidak perlu menggurui apalagi merasa menjadi pahlawan saat kita berada di desa.

Saya tidak ingin berpikir bahwa hidup saya lebih baik atau lebih beruntung dari mereka, akan tetapi saya melihat bahwa masyarakat punya daya juang untuk bisa bertahan hidup di daerah yang cukup terisolir dan tanpa daya dukung kestabilan listrik. Meski saya melihat ketidakadilan tentang akses pendidikan dan kesehatan yang tidak merata saat disini rasanya menyesakkan.

Layaknya orang desa, terkadang mereka mengatakan bahwa hidup di kota begitu menyenangkan karena akses apapun serba mudah dan tersedia, sedangkan saya sebagai orang yang hidupnya lama di perkotaan, melihat bahwa hidup di desa juga merupakan salah satu cara menyelaraskan hidup. Di desa semua bahan makanan ada jika kita tidak memilki uang. Ibu desa pernah mengatakan bahwa hidup di desa takkan membuatmu mati kelaparan karena kau bisa mencari bahan makanan di kebun atau minta ke tetangga walau tidak punya uang. Tapi begitulah hidup, kita sering memandang bahwa kehidupan orang lain lebih baik dari kita ataupun sebaliknya. Hidup di desa juga mengajari kita hidup damai berdampingan dengan alam. Menjaga alam berarti juga menjaga kelangsungan hidup yang akan datang.



Ditulis oleh Hapsari Damayanti

di Desa Kondono