Satu Lahan Sawah, Dikerja Bersama

Penulis: Herlin Linia, 27 April 2022
image
Kegiatan Membubu' Padi (Menanam Padi)

Eyow~ Wassap Patriot!!!


It’s me again, Patriot Lina dengan sejuta keunikan Desa Pamoseang, Kec. Mambi, Kab. Mamasa, Sulawesi Barat.


Pagi hari, udara berembun, matahari masih senantiasa bergelung di tumpukan kapas putih keabuan, benar-benar mengundang untuk kembali menarik selimut bukan?

Tapi tidak untuk pagi ini, dengan setengah niat aku mengangkat kaki ku yang sudah berbalut sepatu abu-abu tak lupa dengan kaos kaki turut melengkapi. Berlari kecil-kecil sesekali berjalan menelusuri jalan desa yang tak luput dari tanjakan dan turunan dengan beberapa titik tergenang air bahkan lumpur.

Sampai di satu perbukitan, rasa lelah ditambah bunyi notifikasi hape terdengar menandakan adanya eksistensi jaringan internet yang tiba-tiba tertangkap mengurungkan niatku untuk melanjutkan perjalanan—memang pada dasarnya sudah malas berlari haha.

Tidak bisa dipungkiri bahwasanya internet sudah menjadi bagian dari kebutuhan primer. Sekedar memberi kabar, mencari kabar, atau menemukan kabar. Memang untuk apalagi selain 3 hal tersebut?

Terlalu dalam menyelami benda pipih itu, tanpa aba-aba fokus ku terdistraksi oleh kedatangan rombongan ibu-ibu dengan penampilan yang cukup mencuri perhatian.

Kepala tertutupi kain yang digulung membentuk penutup kepala. Celana lengkap dengan kaos kaki serta sandal jepit yang melingkupi kaki. Kedua tangan masing-masih sibuk dengan atribut yang dibawa. Sampai satu titik aku penasaran dengan ibu-ibu yang membawa rerumputan dengan jenis daun panjang-panjang. Kepo ku membuahkan hasil karena ternyata rumput tersebut mau dipakai untuk mengikat bibit-bibit padi yang siap ditanam di sawah. Oke sekarang aku tahu mereka akan kemana.

Bermain lumpur? Seru-seruan bersama anak-anak yang tak mau ketinggalan, siapa yang tidak tergiur?—seperti halnya aku haha. Daripada bergelung dengan aktifitas menatap hape untuk waktu yang lebih lama lagi, merupakan tawaran yang menarik saat mereka mengajakku ikut membersamai.


“membubu’ padi”

“kasih turun padi”


Kedua kata itu memiliki arti yang sama yakni “menanam padi”. Beruntung dengan kondisi aku yang sudah beberapa bulan disini tidak perlu penjelasan lebih lanjut tentang maksud kata-kata itu. Ala bisa karna biasa memang benar adanya.

Sampai di tujuan. Pertanyaan yang bersemayam di kepala ‘kenapa hanya ibu-ibu?’ terjawab sendiri karena mendapati bapak-bapak yang sudah terlebih dahulu ada disawah untuk membajak. Jadi ada tugas yang secara alamiah akan terbagi, yang mana bapak-bapak akan mengambil alih dalam proses pembajakan sawah, irigasi, dan pembersihan gulma. Sedangkan tugas menanam padi jatuh kepada ibu-ibu. Kesetaraan gender nya lumayan bukan?

Aku kira dengan banyak nya ibu-ibu ini, mereka akan menanam padi di lahan masing-masing. Ternyata tidak. Mereka beramai-ramai menuju satu lahan dan mulai memposisikan diri di segala penjuru.

Oh,, kerjasama yang luar biasa.

Prinsip ‘Satu lahan sawah, dikerja bersama’ sangat melekat dan menjadi tradisi di Desa Pamoseang ini.

Jadi, setiap warga yang akan menanam padi maka warga lain akan berbondong-bondong ikut membantu. Alhasil jika kita membantu saat warga lain menanam maka tidak perlu takut untuk kedepannya saat jadwal kita menanam, pikiran akan menanam sendirian harus ditepis jauh-jauh karena itu tidak akan terjadi.


Saat aku menyampaikan kabar ini kepada kalian semua. Padi yang kita tanam sudah setinggi lutut kaki. Nantikan kabar selanjutnya saat panen sudah didepan mata ya!

 

Salam hangat,


Patriot Mamasa,



HL