17 HARI TIDAK MAKAN NASI DAN 10 HARY DI HUTAN ORAY

Penulis: Stefanus Spulo Sogen, 25 April 2022
image
Tempat Bermalam di Bukit Aswata

Setelah melalui beberapa proses penentuan lokasi live in akhirnya saya mendapat lokasi live in di kampung Oray salah satu kampung terpencil di pedalaman kabupaten Kaimana Papua Barat. Saya mulai mencari informasi untuk ke lokasi live in, tanpa sengaja saya bertemu dengan warga kampung Oray yang diutus kekota untuk membeli bahan bakar minyak (BBM) dan perlengkapan sekolah, mereka memberitahu jika tanggal 8 februari 2022 mereka akan kembali ke kampung Oray maka sayapun mempersiapkan perlengkapan saya. Akhirnya tanggal 8 januari 2022 pagi kami berangkat ke kampung lama Oray (rumah singgah di pesisir) dan tibah sekitar pukul 13.00 WIT dan inilah awal mulainya saya tidak makan nasi dan berjalan kaki di hutan Oray. Kami menginap tiga hari di pesisir dengan jumlah kami yang hampir 100 orang yang terdiri dari laki-laki dewasa, ibu-ibu, anak sekolah dan bayi balita, hari pertama kami memikul BBM ke bukit Aswata (kamp 1) dan kembali lagi ke pesisir karena masih banyak barang yang harus dibawa. Hari kedua cuaca kurang bagus sehingga kami tidak bisah berangkat ke Aswata, pada hari ketiga barulah kami melanjutkan perjalanan ke Aswata. Selama tiga hari di pesisir kami hanya makan keladi ditambah kopi/teh.

Di bukit Aswata kami menginap selama lima hari, disitu kami membagi tugas ada yang berburu, mengumpulkan kayu bakar dan pisang. Selama lima hari di Aswata kami hanya makan pisang bakar/rebus tanpa sayur dan kopi/teh jika petugas berburuh mendapatkan daging maka kami bisah makan daging dengan pisang. Pada hari kedua di Aswata kami membawa BBM ke bukit Weramba (kamp 2) dan kembali lagi ke Aswata, hari ketiga kami memikul pisang sekitar 10 tandan ke Weramba untuk makanan kami ketika menginap di Weramba dan kembali lagi ke Aswata, hari keempat cuaca kurang bersahabat sehingga kami tetap di Aswata, hari kelima kami melanjutkan perjalanan dengan setiap orang membawa pisang satu atau dua sisir untuk tambahan makanan kami ketika menginap di Weramba.

Kami menginap di Weramba selama dua hari, pada hari pertama makanan (pisang) sudah berkurang, sehingga apapun yang terjadi hari kedua kami harus tiba di kampung Oray kami meninggalkan BBM di bukit Weramba dan berangkat pukul 08.00WIT dan tibah di kampung Oray pukul 18.00 WIT. Selama di kampung saya hanya makan pisang dan sayur (jika ada) dan jika bertamu ke warga yang punya kebun berarti saya bisah makan singkong dan keladi. Saya kembali lagi ke kota tanggal 26 februari 2022 baru bisah menikmati nasi, bakso, ngopi dan sebagainya.

Sehingga total 17 hari saya makan pisang (makanan pokok warga Oray) dan umbi-umbian dan 10 hari perjalanan ke kampung Oray.