Keterbatasan Tak Selalu Bermakna Kemalangan

Penulis: Muhammad Saifur R, 21 April 2022
image
anak-anak terlihat sangat bahagia bermain di sungai

Kota merupakan suatu wilayah yang mudah mengalami perkembangan dengan sistem adat dan norma yang kurang ketat serta sifat kependudukan yang non-agraris. Sedangkan desa/kampung merupakan suatu wilayah dimana sistem adat istiadat dan norma yang berlaku masih kuat dengan sistem penduduk yang agraris. Melihat anak-anak, pemuda, bahkan orang tua sekarang ini sudah terbelenggu dengan kehidupan modernisasi sehingga membuat mereka memiliki obsesi ketergantungan yang besar terhadap teknologi. Bukankah yang terpenting kita hidup dikelilingi dengan rasa nyaman?


Oke baik, saya lahir di era 90an dimana masa demi masa mengalami perubahan sangat drastis. Semasa kecil masih belum mengenal gagdet seperti anak-anak yang hidup di zaman sekarang. Dahulu, anak-anak banyak yang memilih bermain bersama teman-temannya seperti mencari ikan di sungai, bermain sepak bola, kelereng, sunda manda/engklek, dll. Masih banyak beberapa kegiatan lain yang sangat amat berbeda atau bahkan sudah jarang dimainkan oleh anak-anak zaman sekarang. Saat ini mayoritas anak-anak sudah ketergantungan dengan gagdet yang mereka gunakan mulai dari bermain game, menonton film kartun, dll. Mungkin sekarang anak-anak kalau disuruh bermain ke sungai merasa tidak tertarik dan dianggap tidak menyenangkan karena mereka lebih asyik dengan gagdet nya. Mereka akan menangis jika tidak ada kuota internet hingga merengek-rengek kepada orang tua, akan membanting gagdet jika permainannya menyulitkan atau sinyal buruk. Coba kita flashback sedikit, dahulu saya bermain ke sungai tanpa modal apapun masih tetap bisa menikmatinya bersama teman-teman. Apakah dengan kemajuan teknologi di kota dapat menyebabkan anak-anak dahulu membuat tidak bahagia seperti anak sekarang? Belum tentu juga. Kenyataannya semua hal yang tidak berbau tekonologi juga bisa membuat bahagia. Oke kita ambil contoh, orang tua dahulu menjalani hidup dengan tidak adanya listrik, apakah dahulu juga merasa kehidupan sangat menyedihkan dibandingkan dengan sekarang ini yang hampir semua di kota teraliri listrik? Ah belum tentu juga. Kebanyakan orang tua dahulu masih menganut sistem adat yang kuat dan membuat acara tanpa tersentuh dengan perkembangan teknologi. Hal tersebut sangat berbeda jika dibandingkan dengan kehidupan sekarang yang setiap kita mengadakan acara tertentu harus menggunakan teknologi.


Yup pertanyaan itu semua terjawab ketika saya menjalani kegiatan live in di kampung pedalaman Papua. Melihat anak-anak yang masih bermain di sungai, bermain sepak bola, dan lari-larian kesana kemari. Kehidupan mereka lalui tanpa adanya gagdet. Saya dapat melihat bahwa ternyata meraka tetap merasa sangat bahagia tanpa ketergantungan gagdet. Oke, saat ini mereka menjalani kehidupan sehari-hari tanpa adanya aliran listrik, dari anak kecil sampai orang dewasa, mereka terlihat sangat nyaman dan tentram menjalani kehidupannya. Mengadakan acara adat daerahnya tanpa listrik tidak membuat acara tersebut berantakan dan tetap berjalan dengan lancar. Coba lihat sekarang ini di kehidupan masyarakat kota yang modern, listrik padam hanya beberapa jam atau bahkan sehari saja membuat mereka kesal dan marah-marah. Kehidupan di kampung yang serba terbatas membuat masyarakatnya masih harus ke sungai untuk mandi (terkadang air keruh untuk beberapa hari saat hujan tiba) dan mengangkut air yang lumayan berat dengan jarak yang jauh sehingga dibutuhkan tenaga ekstra untuk keperluan memasak sehari-hari. Apakah mereka merasa kelelahan dengan keadaan tersebut? Belum tentu juga. Jika kita bandingkan dengan masyarakat kota, dimana ketika air padam/air keruh, mereka langsung kesal protes dengan pihak terkait.


Setelah berbincang-bincang dengan masyarakat kampung setempat. Apakah mereka menginginkan dan membutuhkan kemajuan teknologi seperti di wilayah kota? Ada sebagian yang menganggap bahwa kehidupan sederhana lebih nyaman dibandingkan dengan kemajuan teknologi yang semakin cepat seperti saat ini. Maraknya perkembangan teknologi membuat kehidupan akan terus menerus bergantung dengan teknologi. Namun, ada juga sebagian masyarakat yang menginginkan kemanjuan teknologi bisa mereka rasakan di kampungnya. Tujuannya adalah untuk memudahkan kebutuhan hidup seperti aliran pipa air bersih, tempat mck, listrik, dll. Bagi mereka yang menginginkan kemajuan teknologi bukan berarti mereka tidak bahagia, namun mereka masih tetap merasakan kebahagiaan dengan caranya sendiri dalam kondisi saat ini. Mereka merasa bersyukur atas kehidupan sekarang ini.


Apakah kenyamanan hidup mengharuskan kita selalu menuntut kondisi modernisasi sekarang ini? Apakah hanya itu saja standar kehidupanmu? Ternyata tidak juga. Pada intinya, hidup bukan terus merasa kekurangan dengan ketertinggalan teknologi yang semakin maju, tetapi dengan tetap terus mensyukuri apa yang sudah dimiliki sekarang ini. Manusia tidak akan merasa puas dan terus merasa kurang dengan apa yang mereka miliki saat ini hingga mereka mensyukuri semuanya. Akan tetapi, dengan adanya teknologi juga telah memudahkan kita melakukan aktivitas sehari-hari.


Bukan orang filsafat, bukan sastrawan, juga bukan orang yang sudah memiliki segudang pengalaman, tetapi sedikit mengambil dari pengalaman perjalanan hidup saat ini.