Kilas Balik Masyarakat Transmigrasi

Penulis: Eli Indrawati, 15 April 2022
image
Masyarakat Tibombo

Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah yang padat penduduknya ke daerah yang kurang padat penduduknya, yang ditetapkan dalam wilayah Republik Indonesia.  Program Transmigrasi ini memiliki tujan, yaitu bagian dari pembangunan nasional untuk membantu suksesnya pembangunan daerah terutama di bidang pertanian yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan, meningkatkan taraf hidup, pengembangan daerah, pemerataan penyebaran penduduk, pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah indonesia, memperluas kesempatan kerja, serta pemerataan sumber daya alam dan sumber daya manusia.

Sulawesi merupakan salah satu daerah tujuan Transmigrasi di Indonesia, baik di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara. Desa Lembah Makmur yang berada di Kec. Baulemo, Kab. Banggai, Sulawesi Tengah ini merupakan salah satu daerah Transmigrasi di Sulawesi. Daerah ini merupakan lembah dari kaki Gunung Tompotika yang kemudian di tetapkan menjadi daerah pemukiman setelah program Transmigrasi pada tahun 997, dengan penempatan awal 100 KK yang berasal dari Lombok dan Jawa dengan presentasi 50% Jawa dan 50% Lombok. Selain Desa Lembah Makmur masih banyak lagi wilayah Transmigrasi yang berada di Kec. Bualemo, seperti Trans Tanah Merah yang berbatasan langsung dengan Lembah Makmur, Lembah Tompotika, Benteng, Nipa, Kalimoa, Malik, Bima Karya dan Boko-Boko.

Seperti tujuan awal dari program Transmigrasi ini yaitu untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, masyarakat mendapatan jatah dari program Transmigrasi berupa lahan kebun 2 hektar, dan setengah hektar pekarangan, Rumah Transmigrasi dan jaminan hidup selama setahun awal Transmigrasi. Pada awal mula kedatangan masyarakat Lembah Makmur atau yang lebih akrab di kenal dengan nama Tibombo ini menanam coklat sebagai komoditi utama perkebunan di Desa. Pada awal mula penanaman sampai beberapa tahun masa panen, Tibombo merupakan primadona coklat dengan penghasilan mencapai 10jt per minggu untuk masing-masing KK. Tapi seiring berjalannya waktu coklat tidak lagi subur dan menghasilkan, masyarakat mulai kebingunan dengan kondisi ekonomi yang mulai mandet, Transmisi tanaman mulai terjadi, masyarakat berusaha mencari komoditi tanaman apa yang bisa menggantikan coklat, menanam sayuran –sayuran pun tidak efektif karena banyak nya hama dan tidak terlalu subur, lalu muncul opsi penanaman nilam tetapi itupun tidak begitu memberikan impact yang cukup signifikan untuk perekonomian masyarakat.

Lembah Makmur sekarang tidak serameh dulu, banyak yang mimilih merantau keluar bahkan pindah untuk mendapatkan pekerjaan atau hidup yang lebih baik lagi.