PENGALAMAN PERTAMA SEKALI NAIK KAPAL KAYU

Penulis: Almunadi, 04 April 2022
image
Kapal Menuju Laonti

Cuaca hari itu cukup cerah, waktu yang sangat tepat untuk melakukan perjalanan jalur laut. Aku dan tiga orang temanku menuju pelabuhan batu, Kendari. Setiba dipelabuhan, aku melihat petugas kapal sedang mengangkat barang-barang untuk dimasukkan kedalam kapal. Sebelum ku bertanya kepada petugas kapal, petugas kapal justru yang lebih duluan menanyakan “ mau ke laonti kah Kita?, langsung saja masuk kedalam kapal ini”. Sepertinya petugas kapal tau bahwa kami baru pertama sekali naik kapal kayu menuju Laonti dari pelabuhan batu.  


Di dermaga ini, aku melihat ada beberapa kapal yang sedang berlabuh dan semuanya terbuat dari kayu. Moda transportasi laut menuju laonti benar-benar diluar ekpetasiku, yang aku bayangkan bahwa kapalnya akan sekelas dengan ferry atau lebih kecil lagi namun bagus. Tapi kenyataannya kapalnya terbuat dari kayu dengan ukuran kecil dan sangat minim fasilitas dan keamanan.


Ketika aku memasuki kapal, didalam sudah penuh dengan penumpang beserta barang-barang yang akan menuju kecamatan laonti. Mereka semua masyarakat laonti yang sudah terbiasa bolak-balik dari laonti ke Kendari ataupun sebaliknya, hanya kami saja penumpang yang terlihat asing bagi mereka dan kami menyadari itu dari tatapan mereka yang seperti penasaran ingin bertanya, mungkin mereka penasaran dari mana kami berasal dan tujuan kami ke Laonti.


Perjalanan darat sudah terbiasa ku lakukan bahkan dengan rute yang sangat buruk sekalipun. Namun lain hal nya dengan perjalanan laut dengan menggunakan kapal kayu, dan ini baru pertama sekali bagi ku. Ada rasa cemas campur penasaran. Ada perasaan gelisah ketika berada didalam kapal karena memikirkan bagaimana kalau tiba-tiba cuaca buruk datang sementara pelampung tidak tersedia, belum lagi asap mesin kapal yang memasuki area tempat duduk penumpang membuat saya kesulitan bernapas.


Perjalanan laut ini dimulai dari pelabuhan Batu Kota Kendari pada pukul 10 pagi menuju dermaga Peo Indah Kecamatan Laonti Kabupaten Konawe Selatan. Lamanya perjalanan sekitar tiga sampai dengan empat jam tergantung kapalnya, jika mesin kapal bagus maka perjalanan hanya tiga jam, namun jika mesin bermasalah bisa sampai delapan jam.


Kecamatan Laonti, Kabupaten Konawe Selatan, sebenarnya bukan sebuah pulau melainkan masih dalam satu daratan dengan pulau Sulawesi, namun kecamatan Laonti berada di wilayah pesisir dan untuk menuju kesana tidak ada akses darat, dan satu-satunya akses transportasi kesana yaitu transportasi laut menggunakan kapal kayu dan perahu mesin.


Kapal kayu terus bergerak jauh meninggalkan pelabuhan Batu Kendari, Jaringan seluler sudah hilang sama sekali, sementara rasa bosan sudah tak tertahankan lagi. Akhirnya Saya mencoba naik ke lantai atas kapal, disana sudah ada beberapa penumpang yang sedang duduk sambil memperhatikan pemandangan laut. Melihat pemandangan laut yang sangat indah perlahan rasa bosan menghilang, dan saya mulai mengabadikan pemandangan indah laut, gunung dan pulau-pulau kecil memalui kamera telepon genggamku.


Awalnya perjalanan ini ku lalui dengan rasa bosan dan gelisah, namun akhirnya berubah menjadi rasa kagum terhadap ke Indahan alam ciptaan Tuhan yang telah dianugerahkan kepada bumi Anoa Sulawesi Tenggara.