Padi Gunung Dari Ujung Pedalaman Kalimantan Utara (Beras Organik)

Penulis: Ihyaulumuddin, 02 April 2022
image
Proses Panen Padi Gunung yang dilakukan oleh mayoritas perempuan

Desa Long Berang / Lung Barang merupakan salah satu desa di Kecamatan Mentarang Hulu Kab Malinau Provinsi Kalimantan Utara tepatnya di ujung Utara Kalimantan dan berbatasan dengan negara tetangga Malaysia, masyarakat desa yang tinggal di hulu Sungai Pa Kinayeh merupakan Suku Dayak Lundayeh yang dimana mayoritas tinggal di Hulu Sungai ini. Masyarakat pada umumnya bekerja menjadi petani / peladang yang dimana hasil utama dari bertani itu adalah Beras yang alokasinya untuk semata-mata hanya sebagai komsumsi saja dan tidak dijual. Musim bertani padi gunung biasanya di bagi menjadi beberapa bulan, untuk bulan pembukaan lahannya biasanya dilakukan pada bulan Juni, Juli dan Agustus (pembukaan lahan di sini yang dimaksud adalah membuka kembali lahan bekas pertanian padi gunung yang sudah bertahun-tahun mereka tinggalkan yang biasa mereka sebut Lahan Jakau (Lahan bekas pertanian padi gunung), bulan september mereka mulai menanam padi (Menugal) dengan cara membuat lubang di tanah menggunakan tongkat dari kayu dan memasukkan beberapa bulir bibit padi yang biji kemudian menutupnya kembali, untuk bulan oktober sampai februari masa pertumbuhan padi gunung yang dimana sesekali para petani membersihkan rumput-rumput yang ada di lahan pertanian mereka, untuk bulan Februari – Maret masyarakat desa melakukan panen padi yang dimana mereka menggunakan pisau atau arit dan bakul sebagai perlengkapan panennya, masa panen padi mayoritas dilakukan ibu-ibu dengan cara gotong royong dengan dibantu laki-laki sebagai tukang angkut padi. Semua pengolahan padi gunung menggunakan cara tradisional dan tidak menggunakan pupuk dan pestisida ataupun bahan kimia lainnya, cara bertani tersebut merupakan hasil dari ajaran nenek moyang mereka tentang bagaimana caranya menjaga alam dan bersahabat dengan alam. Mereka juga paham gimana caranya menjaga kesuburan tanah di suatu tempat, bertani padi gunung secara berpindah-pindah (Nomaden) merupakan salah satu cara menjaga kesuburan tanah. Setelah proses rangkaian panen padi gunung semuanya selesai masyarakat berkumpul di salah satu Gedung Pertemuan yang ada di desa guna melaporkan hasil panen untuk tahun ini dan di hadiri seluruh masyarakat desa, yang uniknya setiap ibu-ibu membawa berbagai macam kue dari beras dan membawa lauk pauk untuk di santap bersama setelah acara pembacaan panen dan pembacaan doa syukur yang dilakukan oleh Pendeta/Gembala atas panen padi pada tahun ini.