Satu Dusun Satu Pulau, Pulau Baliara

Penulis: Aisy Nur Isna Wardani, 24 March 2022
image
Baliara Kepulauan

Pulau Kabaena, Pulau kecil diujung Selatan dari Provinsi Sulawesi Tenggara. Pulau yang kaya akan potensi laut serta hasil tambang. Pulau ini menjadi lokasi kedua survey kami di Kabupaten Bombana. Perjalanan menuju Pulau Kabaena ditempuh dalam waktu 7 hingga 8 jam menggunakan kapal fery dengan rute Kasipute menuju Sikeli dengan tujuan akhir Pelabuhan Bulukumba. Selama perjalanan kami disuguhkan dengan pemandangan yang sangat indah serta angin yang sangat kencang. Gugusan pulau – pulau kecil menemani perjalanan kami. Jadwal kapal ini tidak setiap hari, hanya di hari Rabu pukul 09.00 pagi, jadwal keberangkatan kapal ini dapat berubah tergantung kondisi cuaca.

Sesampainya di Pulau Kabaena, desa yang pertama kita survey ialah Desa Baliara Kepulauan. Desa Baliara Kepulauan ini terdiri dari 3 dusun yaitu Dusun (I) Patengge, Dusun (II) Pulau Bangko dan Dusun (III) Pulau Baliara. Desa ini cukup unik dimana satu dusun, satu pulau. Moda transportasi untuk mencapai dusun – dusun tersebut ialah dengan menggunakan ketinting. Dusun pertama yang kami singgahi ialah Dusun (III) Pulau Baliara. Pulau yang yang banyak dihuni oleh suku bajo. Suku yang terkenal akan kemahiran menyelam tanpa alat dengan kedalaman hampir 50 meter. Anak – anak di Pulau Baliara sudah pandai menyelam sejak kecil. Namun ada banyak hal yang membuat miris sekaligus sedih melihat warga di pulau ini.Warga di Pulau Baliara hanya mengandalkan Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) sebagai penerangan. Jaringan sinyal yang sangat susah didapat. Sinyal hanya ada apabila kita ke dermaga. Selain itu, dalam bidang Pendidikan, anak – anak masih belum bisa membaca meskipun telah berada di kelas 5. Rata – rata Pendidikan warganya hanya sampai SD karena untuk melanjutkan kejenjang lebih tinggi harus menyebrang pulau. Anak – anak balita yang bermain kesana kemari tanpa memakai baju sudah menjadi hal wajar. Kondisi lingkungan yang kumuh dan jauh dari budaya hidup bersih. Membuang sampah kelaut menjadi hal yang biasa bagi mereka. Susahnya air bersih membuat warga harus mandi menggunakan air laut yang dilakukan didepan rumah ataupun membeli air bersih dengan harga yang mahal. Warga di Pulau Baliaraini sangat takut dengan adanya vaksin Covid – 19. Saat jadwal vaksin warga akan meninggalkan rumahnya dengan menggunakan ketinting pergi ke tengah laut agar tidak divaksin. Mereka beranggapan bahwa mereka akan mati setelah divaksin. Yah… Desa Baliara Kepulauan ini termasuk desa tertinggal.