Mama Tua

Penulis: Rahmat S, 30 October 2022
image
Mama Tua

“Mama” begitu saya memanggilnya. Seorang Mama tua yang hampir tiap hari datang kerumah dan selalu menyapa saya dengan bahasa sumba dengan nada keras. “Umbu...” begitu panggilan mama untuk saya, sambil memberikan sayuran yang dia bawa entah darimana. Kadang saya hanya mengiyakan saja kalau mama bercerita menggunakan bahasa daerah. Ia juga tak segan untuk memukul ketika sedang berbicara.

Mama seorang perempuan tua yang sangat berbeda dengan mama-mama lain yang ada didesa. Ia selalu berpenampilan rapi dan bersih. Ketika sedang duduk sendiri, mama akan menyanyikan syair-syair Sumba yang sangat indah. Saya begitu menikmati walaupun tidak mengerti arti dari syair tersebut. Saya pernah berencana untuk membuat video bersama mama di bukit depan rumah, tapi ternyata ia sama sekali tidak mau direkam. Itulah sebabnya ketika ia bernyanyi kadang saya merekam sembunyi-sembunyi.

Selain menyanyi, mama juga pandai menari. Ketika mendengar musik DJ, ia akan langsung menari. Walaupun sebenarnya musiknya kurang pas dengan gerakan mama. Tapi tetap saja ia akan menari sambil meneriakkan teriakan khas Sumba. Biasanya pada saat ada pesta, masyarakat akan bergoyang bersama diiringi musik DJ. Tetapi tidak dengan mama, ia akan mencari tempat sendiri untuk menari. Orang-orang yang baru melihat mama pasti akan mengambil video sambil ikut menari.

Setelah saya browsing di media sosial mengenai syair dan tarian Sumba, ternyata banyak yang mirip dengan gerakan tarian mama. Barangkali saat masih muda dulu, ia sering bernyanyi dan menari di pesta adat. Bagi saya mama adalah sosok perempuan tua yang menginspirasi. Diusia sekarang ini, ia masih bisa menghibur diri dengan caranya sendiri.

Oh..Ya,hampir lupa. Ada sebuah kejadian dihari minggu yang menurut saya lucu. Jadi saat mama selesai merapikan pakaian gerejanya, tiba-tiba ia datang menghampiri saya dan memperlihatkan sebuah buku sambil menunjuk gambar tanda salip yang ada dibuku tersebut. kemudian ia berbicara dengan nada keras menggunakan bahasa sumba. Mungkin maksudnya saya disuruh untuk mengingat Tuhan. Maklum saja pada saat itu saya ikut berkumpul dengan masyarakat yang akan pergi ibadah minggu. Saya hanya bilang Iya.. Mama.. saya siap-siap dulu. Kalau tidak seperti itu mungkin saya akan kena pukulan mama lagi. Hahaha....