Kesasar sehari, jadi seminggu!

Penulis: Muhamad Dickiaulia, 28 October 2022
image
Pulau Bangkurung

Setelah melaksanakan agenda presentasi terkait Pra FS PLTS di ESDM Cabang Luwuk, saya memutuskan untuk kembali ke kabupaten saya. Selang beberapa hari sembari membeli bahan pokok dapur dan kamar mandi, saya memutuskan untuk kembali ke pulau. Biasanya, saya dijemput oleh nelayan dari Pulau Jodo jika ingin kembali ke pulau, tapi telah terjadi kecelakaan dimana kapal yang biasa jemput saya rusak ditengah laut. Akhirnya, saya memutuskan menaiki kapal penumpang yang menuju Desa tersdekat dangan Pulau Jodo, yaitu Desa Toropot.

Dengan rasa percaya diri dan kebetulan pada awal tahun pernah menaiki kapal tersebut, serta didukung dengan statemen dari bentor (becak motor) yang saat saya minta diantar menuju kapal rute Toropot. Bermodalkan hal-hal tersebut saya menaiki sebuah kapal, setelah didalam saya melihat interiornya yang sama persis dengan kapal yang pernah saya naiki. Kapal berangkat 15 menit lagi, menginat masih ada waktu, saya membuka makanan saya dan menyantapnya di dalam kapal, dan hal tersebut menyebabkan saya fokus dengan makanan saya. Tidak lama, kapal mulai bergerak, penumpang di kapal mulai melihat ke arah saya, dan saat saya observasi, saya merasa sangat asing dengan penumpang-penumpang yang ada. Dalam hati saya berfikir “ah mungkin emang gakpernah lihat wajahnya, toh saya jarang ke pulau sebelah”.

Selang beberapa waktu, saya menyadari bahwa kapal ini tidak menuju ke arah pulau toropot tetapi malah menuju ke sisi barat daya. Saya mulai berbincang dengan warga, naas ternyata kapal yang saya naiki menuju Pulau Bangkurung, yang kebetulan sangat jauh dan berlawanan arah dengan pulau Jodo. Sesaat saya mulai panik dan mengajak bicara nahkoda kapal, diskusi dan memikirkan solusi. Saya bertanya apa bisa menepi ke pulau terdekat, tidak bisa. Ada tawaran untuk naik speedboat, tapi dengan biaya yang besar, mencapai 2 juta rupiah, sedangkan cash yang saya pegang hanya 400rb. Sembari kebingungan saya mengajak bicara penumpang kapal. Tidak lama berbincang ternyata dia adalah teman saya yang kebetulan berbisnis ikan di Pusat Kota, dan dia adalah anak baru yang di terima di purahaan tersebut. Namanya irfan, dia orang medang asli dan kurang dari sebulan di Kabupaten Banggai Laut. Tidak lama beliau menawarkan saya untuk tidur di basenya sampai saya pulang, dan saya menerima tawaran tersebut.

Sesampaikan di Pulau Bangkurung, ternyata pulau ini adalah jenis pulau dengan teluk dan pegunungan yang tinggi, serta sangat luas. Tidak menyia-nyiakan waktu setelah sampai, saya memutuskan menghubungi orang pulau saya dan mereka ikut panik. Mereka menawarkan menjemput saya di pulau bangkurung, dan mengingat jarak yang sangat jauh saya menolak tawaran tersebut. Setelah memberi info kepada koor, warga pulau dan orang terdekat saya memutuskan jalan jalan sendirian. Mendekati malam, saya kembali, dan istirahat. Keesokan harinya, saya dibangunkan dan diberitahu ada kapal menuju Pusat Kota. Sesaat saya berfikir, dan memutuskan untuk tidak pulang.

Kebetulan saya datang dengan 3 dus berisi makanan. Bermodalkan makanan tersebut, saya memutuskan untuk menetap selama beberapa hari sembari jalan-jalan dan menikmati tempat baru ini. Sehari, dua hari, tiga hari… ternyata saya “terjebak” dan “kesasar” di pulau ini mencapai seminggu. Apapun yang saya lakukan di pulau ini sangat menyenangkan, mulai dari mendaki bukit, diskusi tentang ikan, main bola, bermain dengan kambing dan lainnya. Kehidupan di pulau ini sangat lebih maju, ditambah dengan adanya tower sinyal. Setelah seminggu berlalu, saya memutuskan untuk kembali ke Pusat Kota. Saya menganggap perjalanan ini sebagai “liburan tidak terencana”.

Sesampai di Pusat Kota, saya segera memberi kabar warga pulau. Mengingat kejadian saya tersasar, warga pulau memutuskan untuk menjemput saya. Setelah menunggu beberapa hari, warga pulau datang dengan kapal yang biasa saya gunakan jika berpergian. Setelah itu saya dibawa kembali ke pulau dan melanjutkan tugas. Perjalanan kembali ke pulau ini, adalah perjalanan terakhir saya menuju pulau. Karena setelah ini hanya akan ada perjalanan pergi dari pulau.