Sirih pinang : tradisi berdarah atau benar darah

Penulis: Muchammad Muhlis, 22 October 2022
image
Sirih pinang

Sirih pinang : tradisi berdarah atau benar daerah


Semenjak pertama kali saya menginjakan Sumba hal pertama orang hidangkan adalah sirih pinang. Iya beda dengan Jawa yang menyedikan roti atau makanan ringan yang semua orang makan. Ini benar hanya sirih pinang dengan kopi. Kita pun jarang sekali dikasih pilihan mengenai minum. Biasanya minuman yang mereka beri adalah kopi asli yang mereka tumbuk sendiri.


Aku belum pernah merasakan pinang sebelumnya. Saat pertama kali datang saya melihat tanah berdarah semua. Merah tapi sedikit gelap. Bercak itu cukup banyak dan ada di setiap rumah. Asal usul dari bercak tersebut adalah sirih pinang ternyata. aku melihat cara mereka makan sirih pinang dan kapur. Benar-benar mereka menikmati bahkan saat saya tanya mereka harus makan itu setelah makan.


Setelah mencoba menganalisa barulah aku berani mencoba. Sedikit demi sedikit saya coba menikmati rasa dari sirih pinang tersebut. Bagaimana orang-orang mengatakan bahwa ini adalah salah satu kombinasi makanan yang enak. Saat saya coba saya tidak terlalu menyukaimya. Tapi memang perlu keberanian karena rasa dari sirih pinang ini agak lain. Tidak manis atau bagaimana. Tapi saya coba tetap menikmati. Mungkin untuk awal sudah cukup untuk beradaptasi rasa.


Tidak sampai di situ saja tentang sirih pinang. Kalau saya Jabarkan lebih jauh mungkin bisa saja tercengang. Jadi setiap saya kunjungi ke rumah saya selalu dihidangkan siri pinang. Ini ibarat"menghargai" tamu yang datang. Artinya jika seseorang tamu tidak diberi siri pinang tersebut bisa jadi tuan rumah tidak menyukai tamu tersebut. Dan Lebih uniknya lagi seringkali mereka hanya menyediakan tempat sirih yang tidak ada isinya. Entah aku melihat siri pinang ini begitu spesial bukan sekedar makanan biasa.


Uniknya setelah makan sirih pinang bibir mereka akan sedikit merah begitu juga gigi mereka. Mereka mengunyah dan aku melihat mereka begitu menikmati. Jadi setelah saya lihat sirih pinang ini sama seperti"rokok" mereka sama sama "addict" membuat seseorang ketergantungan. Jadi kalau seseorang yang sudah terbiasa dengan siri pinang dan tidak mengunyah mereka akan merasa sulit. Bahkan hal ini bisa sampai tua. Orang tua sendiri dimana mereka yang tidak punya gigi harus menumbuk siri pinang tersebut agar bisa makan. Itu berarti efek siri pinang cukup luar biasa. Tidak cukup untuk makan sekali dua kali tiap harinya.


Bahkan ada informasi sendiri terdapat beberapa orang yang meninggal karena efek siri pinang ini sendiri. Hal ini karena konsumsi kapur yang berlebihan secara terus menerus. Tapi banyak juga yang mengatakan tidak apa-apa. aku melihat bahwa sirih pinang ini adalah makanan utama. Bahkan mereka seringkali menggunakan siri pinang ini untuk menahan lapar.


Melihat sirih pinang ini mereka akan mengunyahnya selanjutnya akan membuangnya artinya mereka tidak menelan. Hasil liur yang dibuang berwarna merah seperti darah jadi jika kalian lihat banyak bercak merah di tanah itu bukan darah pembunuhan tapi liat hasil dari mengunyah sirih pinang tersebut.

Bicara soal darah aku melihat siri pinang ini dari sudut yang lain. Bukan hanya menghasilkan lidah uang seperti darah tapi juga benar berdarah darah. Sebuah rasa salit yang dipertahankan. Mungkin kalian harus baca ini sampai selesai agar memahami apa yang saya maksud.


Siri pinang ini tidak hanya dihidangkan saat ada tamu, bahkan acara besar ini wajib ada. Seperti pernikahan dan penguburan. Dan disini masalah dimulai. Merek semua membeli semua bahan tersebut karena mereka tidak menanam nya. Harga pinang juga cukup mahal sekitar 80 ribu satu kilo bahkan ada yang sampe 200rb satu kilo. Bayangkan sendiri satu kilo beras saja hanya 12 ribu ini membeli pinang dengan dengan harga yang berkali kali lipat

Mau tidak mau mereka diharuskan membeli sirih pinang dengan harga mahal tersebut karena hal tersebut adalah wajib. Biasanya orang Jawa mengeluhkan untuk membeli beras saat acara besar tapi beda dengan orang Sumba yang mengeluhkan dengan adanya pinang. Bukan sekali dua kali bahkan banyak sekali warga mengeluhkan kepadaku.


Mereka sering kali binggung dengan pinang ini. Bahkan dari pada uang tersebut untuk membeli pinang satu kilo mereka lebih setuju untuk membeli beras sebenarnya.


Tapi tidak ada pilihan lain. Pinang harus dibeli. Ini adalah makanan wajib. Jika tidak ada sirih pinang artinya acara tidak bisa jalan. Acara besar sendiri butuh Siring pinang yang banyak. Saat saya tanya untuk beli pinangnya saja diatas satu juta belum termasuk kapur dan sirih. Bayangkan sebanyak itu sirih pinang dan tetap habis untuk acara.


Mereka tidak bisa lari dari tradisi tersebut. Cukup mengikat dan berdarah tapi mereka mencoba menghapusnya dengan terus mengunyah. Darah yang ada tanah itu bukan sembarang darah. Mereka disertai tawa senyum dan juga rasa sakit. Atau bisa jadi itu adalah benar benar darah.

Bagaimana ya jika sirih pinang itu dihilangkan dan diganti dengan tradisi yang memungkinkan. Atau makan pinang itu dibatasi. Tapi nyatanya apakah bisa. Seperti tidak makan siri pinang adalah sebuah keharusan atau bisa dibilang kecanduan. Mungkin mereka tidak mampu membeli beras hari ini tapi mereka harus mampu beli pinang dengan harga yang lebih mahal.