Sekolah Sore Kampung Manep

Penulis: Najmi, 19 October 2022
image
Sekolah Sore

Pu” sorq begitulah masyarakat manep menyebutnya, yang berarti sekolah Sore. Sekolah Sore diadakan dengan tujuan memberantas buta huruf di Kampung Manep. Yang dilaksanakan setiap sore hari yaitu hari senin dan kamis. Hampir sama dengan sekolah pada umumnya, ada beberapa peraturan yang di buat dan disepakati bersama oleh masyarakat di dekolah sore ini. Pertama masyarakat yang ikut disekolah sore ini harus mengikuti pembelajaran sesuai dengan pertemuan yang ditentukan yaitu pada senin dan kamis sore, kecuali sakit dan ada keperluan penting. Kedua masyarakat yang ikut di sekolah sore tidak mengambil sagu, ikan dan keperluan makan “mencari makan’ di jam pertemuan sekolah sore.

           Sebelum kurang lebih 30 menit pembelajaran di mulai atau sekitar jam 15:00 WIT runitas saya adalah mendatangi rumah masyarakat yang tergabung di sekolah sore, untuk mengingatkan agar dapat berkumpul di depan balai kampung. Masyarakat tidak punya dan belum bisa melihat jam merupakan satu alasan kenapa Masyarakat harus didatangi rumahnya sebelum pertemuan.

IMG-20220912-WA0018

Masyarakat mempunyai antusias yang sangat tinggi, padahal kondisi mereka ada yang sedang mengandung, punya anak kecil, dan mata rabun tidak menyurutkan semangat mereka untuk pergi belajar. Ada 27 orang yang terdaftar dan aktif mengikuti sekolah sore. Sebelum sekolah ini di jalankan ada kesepakatan yang kami buat yaitu tidak ada yang pergi kerja (mencari makan) di jam sekolah sore. Mereka akan mempersiapkan makan malam sebelum atau sesudah sekolah sore dilaksanakan. Pertemuan layaknya sekolah pada umumnya, sebelum pembelajaran di mulai di awali dengan pembacaan doa, absen kehadiran, pembelajaran dan ditutup dengan doa. Di sela waktu belajar mereka pun banyak bersenda gurau bahkan ada yang bilang, “Ibu bawa rotan boleh, untuk pukul mama yang tidak hadir”, seketika suasana menjadi ramai, oleh sorak teriak tertawa.

Saya ingat sore itu, saat hujan sangat deras, tidak melunturkan semangat mereka untuk belajar, dari 27 orang yang terdaftar hanya satu orang yang tidak hadir, itupun dengan kondisi kurang sehat. karena hujannya sangat awet hingga menjelang malam sayapun mengantar mereka pulang dengan mengandalkan satu mantel yang ada. Semoga semangat mereka tetap berkobar hingga suatu saat mereka bisa membaca menulis dan menghitung secara mandiri.